News and Blog

Tinjut Kampanye Sekolah Sehat, Kemendikbudristek Gelar Seminar Sekolah Sehat di Bali

WhatsApp Image 2023-06-07 at 14.11.21 (1)
Berita

Tinjut Kampanye Sekolah Sehat, Kemendikbudristek Gelar Seminar Sekolah Sehat di Bali

Seminar Sekolah Sehat untuk guru dan orang tua peserta didik PAUD, SD, SMP, dan SLB di Provinsi Bali dengan tema Gizi Baikku Cermin Masa Depanku digelar pada Selasa (6/6). (Foto: Kemendikbudristek).

(Denpasar, Itjen Kemendikbudristek) – Tubuh yang sehat dan gizi terpenuhi dengan baik adalah faktor-faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan anak. Anak yang pertumbuhannya baik, memiliki potensi lebih besar untuk dapat melakukan proses pembelajaran seoptimal mungkin. Menyadari pentingnya kedua hal tersebut bagi optimalisasi penyerapan ilmu pada anak, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Kampanye Sekolah Sehat (KSS) pada Agustus 2022. Salah satu dari rangkaian kegiatannya adalah penyelenggaraan Seminar Sekolah Sehat untuk guru dan orang tua  peserta didik  PAUD, SD, SMP, dan SLB di Provinsi Bali dengan tema Gizi Baikku Cermin Masa Depanku, pada Selasa (6/6).

Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi, menyatakan maksud kegiatan ini, agar semakin banyak satuan pendidikan yang mengimplementasikan Sekolah Sehat. Dengan banyaknya Sekolah Sehat, dapat memberiikan edukasi yang lebih luas pula pada masyarakat tentang pentingnya Sehat Fisik, Sehat Bergizi, dan Sehat Imunisasi.

“Usia prasekolah adalah usia emas di mana perkembangan fisik dan psikologisnya sangat pesat. Oleh karena itu kebutuhan gizinya harus terpenuhi secara seimbang sehingga anak berada dalam status gizi baik,” tutur Muhammad Hasbi dalam sambutannya.

Narasumber utama, Ni Nengah Ariati, pengajar Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar menjelaskan, ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan gizi pada anak-anak. Faktor tersebut dimulai dari kehamilan Ibu dan masa menyusui, di mana sang Ibu pun kekurangan gizi, berupa makan terlalu sedikit kalori, protein, dan mikronutrien. Selain itu, penyakit di masa ibu hamil menyusui dan tidak diobati juga memberikan pengaruh besar.

Faktor selanjutnya, lanjut Ni Nengah, adalah ibu tidak punya waktu cukup untuk istirahat, kelelahan dalam merawat bayinya. “Bayi baru lahir tidak diberi kolostrum, dan bayi umur 0-6 tidak dapat ASI eksklusif. Setelah bayi umur 6 bulan, bayi tidak diberi makanan pendamping ASI, kemudian anak makan terlalu sedikit dan kurang kalori. Ditambah lagi dengan makanan kurang bersih tercemar bakteri atau parasite,” papar Ni Nengah mengenai faktor-faktor yang membentuk adanya permasalahan gizi pada anak.

Narasumber lainnya, Retno Wulandari selaku PIC Project Manajemen Office PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (PMO PDM) 11 Gerakan Sekolah Sehat mengatakan, KSS merupakan upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengajak, mendorong, dan meyakinkan seluruh pemangku kepentingan tentang pentingnya mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter melalui penerapan Sekolah Sehat.

“KSS berfokus pada 3S yaitu Sehat Fisik, Sehat Bergizi, dan Sehat Imunisasi. Sehat bergizi, meningkatkan derajat kesehatan peserta didik melalui penerapan pola makan yang tepat dan konsumsi makanan bergizi,” ujar Retno.

“Sehat fisik meningkatkan kualitas kesehatan fisik seluruh ekosistem atau warga sekolah/satuan pendidikan. Sedangkan sehat imunisasi adalah meningkatkan capaian imunisasi peserta didik untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap,” lanjut Retno.

 

Retno menambahkan, strategi implementasi KSS yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah penguatan regulasi, optimalisasi peran tim pembina UKS dan Pengawas Sekolah, sosialisasi, publikasi dan advokasi, kerja sama atau kemitraan, integrasi data status imunisasi peserta didik dalam DAPODIK, pembinaan dan pendampingan ke satuan pendidikan. Kemudian advokasi terhadap pemerintah daerah oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek, advokasi terhadap sekolah yang dilakukan oleh UPT dan Pemda seperti Dinas Pendidikan, dan Perangkat Daerah terkait.

Salah satu peserta seminar, Kepala Sekolah SLB, Agung Dwi Putra menyatakan dukungan dan apresiasi pada seminar ini. “Seminar tersebut membahas tentang program sekolah sehat di satuan pendidikan terutama terkait gizi anak-anak, sehingga sekolah dapat merancang program perbaikan gizi peserta didik agar jadi anak yang sehat dan berkarakter,” ucapnya.

Dari jajaran orang tua murid, Muna, dari orang tua murid TK Al-Banan, menyatakan ilmu yang baru ia dapatkan setelah mengikuti seminar. Ia baru mengetahui jika anak yang aktif adalah anak yang sehat. “Ke depan saya tidak akan menyalahkan anak lagi kalau geraknya banyak, ternyata itu salah satu ciri anak kita itu baik-baik, anak kita sehat. Saya juga akan tetap menjaga pola makan hidup sehat anak saya agar tetapsehat,” tuturnya.