(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Dengan antusias, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) sebagai salah satu program andalan dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program yang telah berjalan sejak tahun 2021 ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia program sarjana dari perguruan tinggi akademik dan program diploma dari perguruan tinggi vokasi untuk dapat belajar secara langsung di berbagai institusi pendidikan tinggi terbaik dunia.  

“Transformasi yang dilakukan di Kementerian ini adalah bagaimana menyiapkan mahasiswa untuk menjadi SDM yang tangguh dan relevan dengan keperluan zaman, di mana keperluan itu sangat dinamis. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi kadang-kadang tidak bisa kita prediksi sekarang, tetapi kita bisa mempersiapkan lulusan atau SDM yang tangguh yang siap dalam menghadapi perubahan dan situasi yang kritis, serta siap untuk menjadi pemimpin yang menjunjung semangat kebangsaan,” ujar Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek, Sri Gunani Partiwi.

Sri Gunani Partiwi mengungkapkan proses pembelajaran yang diperoleh melalui Program IISMA dapat memperluas pengetahuan, mengasah keterampilan mahasiswa, membangun jejaring, meningkatkan pemahaman lintas budaya, mempelajari ilmu multidisiplin dan mempersiapkan karier yang lebih berkualitas. Selain belajar, mahasiswa peserta Program IISMA diharapkan dapat mengembangkan diri dan memberikan kontribusi yang baik untuk negara dengan berperan sebagai duta bangsa yang memperkenalkan nilai-nilai budaya luhur bangsa.

Pada Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang diadakan Kamis (06/07/2023), dibahas mengenai “Jelajahi Dunia dan Bentuk Masa Depan dengan Indonesia International Student Mobility Award (IISMA)”. Webinar ini membahas tentang tujuan, manfaat, tata cara pendaftaran, keberhasilan dalam melahirkan SDM yang mumpuni, sistem seleksi, hingga secara khusus membahas tentang IISMA co-funding. Pelaksanaan IISMA co-funding akan menerapkan skema pendanaan parsial atau skema co-funding. Dengan skema co-funding ini, Program IISMA membuka lebih banyak pintu untuk mahasiswa Indonesia yang ingin mendapatkan pengalaman belajar selama satu semester di perguruan tinggi asing terbaik dengan pendanaan dari dua sumber, yaitu pendanaan mahasiswa dari pemerintah dan mandiri.

Melalui skema co-funding, sebagian pembiayaan program ditanggung oleh pemerintah Indonesia melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan, sedangkan sebagian komponen pendanaan ditanggung oleh mahasiswa secara mandiri. Cakupan beasiswa yang diberikan meliputi biaya pendaftaran, biaya pendidikan atau tuition fee, dan biaya penerbangan.

Andi Rahardiyan Wijaya menjelaskan bahwa sistem seleksi yang dilakukan dalam IISMA co-funding adalah menganut sistem inklusif yang artinya semua orang boleh mendaftar selama peserta merupakan mahasiswa di lingkungan Kemendikbudristek. Selain itu, kelulusan seleksi dilakukan penilaian yang objektif murni terhadap kemampuan dari pendaftar.

Enrique Owen, Alumni Program IISMA Sarjana 2020, mengungkapkan bahwa program Merdeka Belajar ini merupakan sebuah perjalanan kejutan yang mengubah hidupnya dengan mewujudkan mimpinya untuk berkuliah di luar negeri. “IISMA ini bukan hanya sekedar belajar di kelas saja, tetapi kita juga bisa mendapatkan banyak sekali pelajaran hidup seperti bisa hidup secara mandiri, beradaptasi di lingkungan baru dan masih banyak lagi.” Ungkapnya.

Sementara itu, Tania Bong, lulusan program vokasi IISMA 2023, dengan semangat tinggi menyatakan keberhasilan IISMA dalam merangkul mahasiswa vokasi untuk mengambil bagian dalam membangun negeri melalui program beasiswa yang ditawarkan. Sebagai mahasiswa vokasi, Tania Bong menjelaskan bahwa IISMA sudah merancang secara khusus kuliah-kuliah yang berfokus pada practical areas.