Sukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Gelar Workshop Pendidikan
Agustus 25, 2023 2023-08-25 19:29Sukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Gelar Workshop Pendidikan

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), telah mengadakan “Workshop Pendidikan: Sosialisasi Kurikulum Merdeka” di Jakarta, Senin (21/8/2023). Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung suksesnya implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), dengan fokus memberikan layanan pendidikan yang lebih baik kepada siswa.
Zulfikri Anas, Kepala Puskurjar, mengungkapkan, “Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan Kurikulum Merdeka sebagai salah satu opsi yang dapat diadopsi oleh satuan pendidikan dalam upaya memulihkan proses pembelajaran.” Ia menekankan pentingnya penyederhanaan kurikulum untuk mengarahkan perhatian pada materi esensial. Dengan pendekatan fleksibel dan kontekstual, kurikulum dirancang agar dapat diterapkan dalam berbagai situasi pembelajaran, mengarah pada perubahan kualitas proses pembelajaran.
Zulfikri menggarisbawahi keragaman kemampuan peserta didik, termasuk gaya belajar yang berbeda-beda. Namun, guru seringkali mengajar dengan metode yang sama dan memberikan tugas serupa kepada semua siswa dalam kelas yang sama. Hal ini mungkin tidak sesuai bagi semua siswa.
Dalam pandangannya, sebagai ciptaan Tuhan, kita berkewajiban untuk memahami potensi dan karakteristik manusia secara individu. Setiap orang memiliki kekuatan dan potensi yang berbeda. Oleh karena itu, kurikulum seharusnya memberikan ruang yang luas bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi masing-masing.
Diharapkan, dengan Kurikulum Merdeka, guru dapat lebih fokus dalam melayani siswa. “Guru sering menghadapi kendala dalam memberikan layanan yang optimal karena materi yang harus disampaikan sangat banyak, sementara waktu terbatas. Selain itu, tugas administratif juga cukup rumit,” ujar Zulkifli. Ia berharap, Implementasi Kurikulum Merdeka dapat mengurangi beban tersebut.
Salah satu contoh nyata adalah Guru SDN Cipinang Besar Utara 09 Pagi, Dian Handayani, yang mengungkapkan, “Kurikulum Merdeka bagus. Saya berharap kebijakan ini dapat berlangsung dalam jangka panjang karena mengubah pola pikir masyarakat memerlukan waktu.”
Dengan merujuk pada keputusan Kepala BSKAP Nomor 028/H/KR/2023 tentang Satuan Pendidikan Pelaksana IKM Tahun Ajaran 2023/2024, sebanyak 5.246 satuan pendidikan dari PAUD hingga SMA/SMK di wilayah DKI Jakarta telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Dalam acara tersebut, Putra Nababan, anggota Komisi X DPR RI, juga hadir sebagai bentuk dukungan dan kolaborasi dalam mendorong implementasi Kurikulum Merdeka. Ia menegaskan, “Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda, Kurikulum Merdeka telah mempertimbangkan hal ini. Oleh karena itu, Komisi X DPR RI mendukung implementasi kebijakan Kurikulum Merdeka oleh Kemendikbudristek.”
Acara ini melibatkan Iip Ichsanudin, Pengembang Kurikulum Ahli Madya, yang memaparkan tentang Kurikulum Merdeka kepada 105 peserta workshop. Peserta terdiri dari perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, guru dari berbagai jenjang, dosen perguruan tinggi, dan mahasiswa.
Kurikulum Merdeka mengusung pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dengan konten yang lebih mendalam agar siswa memiliki waktu yang cukup untuk memahami konsep dan memperkuat kompetensinya. Guru diberi keleluasaan untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat siswa, termasuk dengan menerapkan proyek dalam pembelajaran.
Penting untuk dicatat bahwa pembelajaran melalui Kurikulum Merdeka akan lebih menekankan pada kegiatan proyek yang memungkinkan siswa untuk secara aktif menjelajahi isu-isu aktual, seperti isu lingkungan dan kesehatan, untuk mendukung perkembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Proyek ini dirancang untuk memperkuat pencapaian Profil Pelajar Pancasila dan didasarkan pada tema yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Proyek ini tidak memiliki target capaian pembelajaran tertentu dan tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka memiliki dua komponen utama: intrakurikuler dan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan intrakurikuler berlaku untuk setiap mata pelajaran dengan mengacu pada capaian pembelajaran, sementara P5 merupakan pembelajaran kokurikuler yang bertujuan memperkuat elemen dan subelemen dalam dimensi Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum ini membuka pintu bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa melalui kegiatan yang lebih luas, yang juga termasuk pembelajaran ekstrakurikuler.