Sampaikan Pesan Kebinekaan melalui Cerita
April 19, 2023 2023-04-19 12:21Sampaikan Pesan Kebinekaan melalui Cerita
(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Bertutur melalui cerita adalah salah satu media komunikasi yang dinilai cukup efektif untuk membantu siswa dalam belajar. Apalagi, di masa media sosial sekarang, cerita dapat diakses khalayak luas.
Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Rusprita Putri Utami, mengatakan bahwa pengalaman pembelajaran yang lebih menyenangkan, interaktif, dan bermakna bagi siswa dapat diperoleh denganbertutur melalui cerita. “Dengan memadukan bertutur melalui cerita dalam pendidikan, siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang lebih tentang konsep dan nilai yang diajarkan. Sehingga dengan demikian, metode ini bisa jauh lebih efektif,” ujar Rusprita dalam pembukaan Webinar Penguatan Karakter Forum Belajar Kebinekaan dengan tema Bertutur melalui Cerita untuk Generasi Merdeka Beragam Setara yang digelar secara virtual, Sabtu (15/04/2023).
Rusprita melanjutkan, salah satu konsep dan nilai yang perlu diajarkan ialah tentang kebinekaan atau keragaman. Dalam hal ini, Puspeka selain mengemban mandat untuk terus mendorong terwujudnya Profil Pelajar Pancasila, pencegahan tiga dosa besar pendidikan yang meliputi kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi, juga mengemban mandate untuk membangun iklim inklusivitas dan kebinekaan pada ekosistem pendidikan.
“Tentu bukan sesuatu yang mudah bagi kita untuk membangun iklim kebinekaan di satuan pendidikan. Perlu kolaborasi dan kerja sama serta metode yang tepat agar peserta didik mudah memahami dan mempelajari tentang kebinekaan dengan cara yang menyenangkan,” tutur Rusprita.
Dalam kesempatan yang sama, pegiat pendidikan di Kelas Inspirasi, Chiki Fawzi, mengungkapkan bahwa bertutur melalui cerita bukan hanya efektif untuk anak-anak, melainkan juga dapat dipraktikkan oleh para guru dan tenaga pendidik. “Gura dapat menerapkan metode bercerita untuk dapat saling memberikan inspirasi dan berbagi tentang kebinekaan,” ujarnya.
“Bertutur melalui cerita atau story telling bukan hanya untuk anak-anak saja, tetapi juga berbagai umur. Yang perlu diperhatikan adalah media dan relevansi cerita. Kalau audiensinya anak-anak, kita bisa pakai boneka sambil mendongeng, yang penting pesannya tersampaikan,” lanjut Chiki.
Sementara itu, seorang perwakilan guru PAUD dari Papua Tengah, Cicilia Ana Mukti R, mengaku senantiasa mengajak para siswa untuk bercerita dengan cara yang menyenangkan. “Salah satunya, yaitu dengan membuat lingkaran konsentrik berisi cerita anak-anak tentang Papua, dunia, dan diri mereka sendiri,” ujarnya.
Cicilia mengungkapkan, guru di sekolahnya memotivasi anak dengan bercerita, membiasakan cerita setiap hari dengan membuka sudut cerita atau membuat area cerita yang menarik bagi anak-anak. “Kita membuat tenda, ada bantal-bantalnya, ada puppet-nya, anak-anak senang sekali ketika mereka bercerita dan mengekspresikan ceritanya dengan bahasa-bahasa mereka,” pungkas Cicilia.