Sampaikan Bantuan, Itjen Sambangi Kaki Gunung Semeru
Desember 30, 2021 2021-12-30 3:00Sampaikan Bantuan, Itjen Sambangi Kaki Gunung Semeru
(Lumajang/Itjen Kemdikdbudristek)-Tim Inspektorat Jenderal Kemdikbudristek menyambangi korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, pada Rabu (29/12/2021). Tim tersebut menyampaikan bantuan yang dikumpulkan melalui Binrohis Itjen. Bantuan diberikan kepada para pendidik, tenaga kependidikan, serta peserta didik terdampak erupsi Gunung Semeru. Bantuan diberikan di dalam tenda sekolah darurat SDN 3 Supiturang. Selain bantuan berupa uang tunai dan bingkisan, Itjen Kemdikbudristek juga memberikan pengobatan gratis bagi para pendidik, tenaga kependidikan, serta orang tua peserta didik. Tak ketinggalan, ada juga hiburan berupa pertunjukan badut sebagai upaya trauma healing bagi anak-anak terdampak erupsi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Agus Salim, menyampaikan bahwa ada sekitar 27 sekolah yang dipakai untuk pengungsi. “12 sekolah digunakan murni untuk pengungsi, sisanya bisa untuk relawan, bisa untuk logistik,” jelasnya. Oleh karena itu menurutnya, para peserta didik sekolah tersebut ikut terdampak juga. Kepala Dinas Pendidikan juga menyambut baik serta menyampaikan terima kasihnya atas niat baik dan bantuan dari Itjen Kemdikbudristek.
Tak hanya menyerahkan bantuan, Tim Itjen Kemdikbudristek juga meninjau langsung satu sekolah yang terdampak bencana erupsi, yaitu SDN 3 Sapiturang. Terlihat jelas sisa-sisa abu vulkanik dalam lingkungan sekolah yang membuat sekolah tersebut mengalami kerusakan yang cukup berat. Tim Itjen juga sempat menyambangi rumah salah seorang guru honorer SMPN 2 Candipuro, Muhammad Hamid, yang juga terkena dampak erupsi sehingga mengalami kerusakan dan tidak dapat ditempati.
Hamid mengungkapkan bahwa saat erupsi terjadi, dirinya sedang di rumah dan tidak sempat melarikan diri sehingga berusaha menyelamatkan diri di dalam rumah. “Kami sudah mendapatkan pelatihan sebelumnya, kalau memang tidak memungkinkan untuk lari, kami harus melindungi diri di tempat yang aman,” jelasnya. Menurutnya, saat kejadian, dirinya tidak sempat lari sehingga memutuskan untuk berdiam di dalam rumah dengan menutup berbagai lubang fentilasi agar debu dan angin panas tidak masuk ke dalam rumah. Hamid dan semua keluarganya berhasil dievakuasi setelah sempat terkurung di dalam rumah. (RIN)