Rangkaian Penutup Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022: Jelajah Peradaban Majapahit
Juli 6, 2022 2022-07-06 15:55Rangkaian Penutup Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022: Jelajah Peradaban Majapahit
Mojokerto, (Itjen Kemendikbudristek) – Museum Majapahit Trowulan, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, dan Candi Kedaton/Brahu yang pada masa silam berfungsi sebagai pintu masuk ke Majapahit, menjadi bukti keberadaan peradaban Kerajaan Majapahit. Bukti kemegahan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia ini dikunjungi para Laskar Rempah di Trowulan. Setibanya Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci di Dermaga Madura, Koarmada II, Surabaya pada Jumat (1/7), 38 Laskar Rempah yang dinamai tim Cendana, pada esok harinya, Sabtu (2/7) diajak menjajaki jejak Jalur Rempah yang melewati situs bersejarah tersebut.

Peninggalan sejarah di Trowulan, Kerajaan Majapahit sangat kaya akan rempah-rempahnya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Restu Gunawan. “Melalui kunjungan ini, Laskar Rempah bisa melihat berbagai peninggalan purbakala baik itu berupa candi, gapura, dan ribuan peralatan rumah tangga seperti terakota dan keramik,” ucap Restu peninggalan sejarah di Trowulan, Kerajaan Majapahit sangat kaya akan rempah-rempahnya.
Restu melanjutkan, hampir di seluruh desa di Kecamatan Trowulan didapati temuan-temuan arkeologis zaman Majapahit. Jarang masyarakat tahu akan kejayaan seperti ini, dan belum pernah melihat langsung. “Kami berharap, mereka (Laskar Rempah) dapat menyiarkan kembali informasi yang didapatkan hari ini dengan gayanya sendiri kepada rekan-rekannya bahwa tempat ini menarik sebagai bahan pembelajaran,” ujar Restu.
Dalam kesempatan yang sama, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari menyambut gembira kedatangan Laskar Rempah ke Rumah Rakyat Mojokerto dengan jamuan makan malam dan atraksi seni budaya bertema “Spirit of Majapahit”. Selain jamuan makan malam, acara ini dilengkapi dengan permainan tradisional Elingpiade dan iringan musik.
Pada esok harinya, Minggu (03/07), para Laskar Rempah juga akan menyusuri Kali Brantas yang sejak dulu merupakan salah satu jalur perdagangan utama di wilayah Jawa Timur. Dalam kunjungan ini, para Laskar Rempah akan disambut dengan Tari Lenggang Kali Brantas, sebuah tarian yang menggambarkan tentang lika-liku Sungai Brantas dengan aliran air yang terkadang tenang dan terkadang juga deras. Hal ini dapat dilihat melalui gerakan-gerakan tari yang mengalir, lincah, riang gembira, dan tegas.
Sungai Brantas sendiri sangat penting bagi masyarakat di sekitarnya, khususnya Pulau Jawa bagian timur. Sungai ini sejak dulu merupakan salah satu jalur perdagangan utama di wilayah Jawa Timur. Dari segi perekonomian, keberadaan Sungai Brantas yang mengaliri sawah-sawah perkebunan masyarakat sangat membantu, mulai dari bidang pertanian sampai perdagangan.
Sebelum pulang ke daerahnya masing-masing pada Senin (4/7), Restu berharap program Muhibah Budaya Jalur Rempah dapat menginspirasi para Laskar Rempah untuk menyebarluaskan narasi Jalur Rempah, baik dari sudut pandang kejayaan Nusantara pada masa lampau hingga penggunaan Jalur Rempah untuk masa depan bangsa. “Pengalaman tak terlupakan ini membuka mata mereka akan kekayaan Indonesia dari segi keragaman budaya sumber daya dan keindahan alam,” pungkas Restu.