PTM Terbatas Di Kabupaten Bogor, Guru: Alhamdulillah,Tidak Ada Siswa Yang Positif
November 24, 2021 2021-11-24 3:04PTM Terbatas Di Kabupaten Bogor, Guru: Alhamdulillah,Tidak Ada Siswa Yang Positif
BOGOR (Itjen Kemendikbudristek) – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas tingkat Sekolah Dasar (SD) sudah berlangsung di Kabupaten Bogor yang saat ini memasuki PPKM level 3. Di antaranya SDN Dukuh 03, sekolah yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang ini sudah menerapkan PTM Terbatas sejak tahun ajaran baru, dan menunjukkan hasil yang baik.
“SDN Dukuh 03 menerapkan PTM Terbatas sejak awal tahun ajaran 2021/2022,” ucap Siti Ahana, Guru Kelas 1 SDN Dukuh 03 saat dijumpai pada, Kamis (18/11).
PTM terbatas dinilai sukses dan menunjukkan hasil yang baik, dibuktikan dengan tidak adanya siswa yang positif Covid-19.
“Dari awal tahun ajaran sudah menggunakan seragam, dibagi 2, dibiasakan kita sebelum masuk itu untuk mencuci tangan, selalu memakai masker dan dicek suhu badan dan Alhamdulillah tidak ada satupun siswa yang dinyatakan positif,” tutur Siti.
“Untuk penerapannya sendiri dalam pembelajaran kadang dilakukan melalui google meet tapi hanya untuk kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, 6 tetapi untuk kelas rendah pembelajaran dibagi menjadi 2 sesi, sesi pertama masuk jam 7.30 selesai jam 9, setelah itu lanjut untuk sesi 2 dari jam 9.30 sampai jam 11, jadi tidak full, tidak dipaksakan untuk full,” tambahnya.

Sementara itu, Devi Wulansari, Guru kelas 5 memaparkan untuk bisa memulai PTM terbatas ini, tentunya SDN Dukuh 03 melewati beberapa tahapan, seperti mendapat izin dan dengan syarat semua guru harus sudah di vaksin.
“Tahapannya, kita tetep mempertahankan protokol kesehatan yang paling utama, kemudian kita juga sudah mendapat izin dari Koordinator Layanan Pendidikan (KORYANDIK) untuk melaksanakan PTM, tapi tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan, selain itu syaratnya semua personil harus di vaksin dulu, setelah itu baru bisa mengadakan PTM terbatas,” ujar Devi
Devi juga merasakan adanya perubahan yang cukup besar dari pemebelajaran daring ke PTM, dimana banyak siswa yang harus beradaptasi kembali dengan PTM terbatas ini.
Devi kemudian memaparkan persiapan yang dilakukan di SDN Dukuh 03 untuk menerapkan PTM terbatas, mulai dari menyiapkan ruangan yang steril, hingga pembiasaan penerapan protokol kesehatan di sekolah.
“Pertama menyiapkan ruangan yang steril dulu, disemprot dengan disinfektan supaya steril, kemudian dari siswanya juga tetap memperhatikan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk ke kelas, diberikan jarak, dan di cek suhunya,” lanjut Devi.

Meski demikian, PTM terbatas masih memiliki sejumlah kendala baik yang dihadapi pihak sekolah maupun orang tua murid. Rusmiati selaku Guru kelas 2 menuturkan beberapa kendala yang dirasakan.
“Yang jelas, yang namanya di kampung tidak semua orang tua punya HP android, yg kedua masalah sinyal, ketiga masih banyak orang tua yang kesulitan untuk membeli kuota,” tutur Rusmiati.
“Anak menyesuaikan lagi, jadi yang tadinya online, terus tatap muka jadi penyesuaian lagi, anak pun mungkin udah lupa ya sama materi-materi yang sebelumnya diajarkan, jadi harus mengulang lagi, lebih ekstra adaptasi dan penyesuaiannya,” lanjut Rusmiati.
Ahmad Setiadi, Guru kelas 6 memaparkan kendala yang juga cukup dirasakan, seperti kekurangan waktu belajar. “Kadang kita kekurangan waktu untuk menyampaikan materi, karena keterbatasan waktu yang sedikit harus kita bagi dua, sementara untuk kelas 6 ini materinya luas dan kita harus mengejar ketinggalan ketinggalan yang belum tersampaikan disaat online,” terang Ahmad.
Antusiasme dari orang tua dan siswa pun cukup bagus dalam menyambut PTM terbatas ini.
“Tanggapan orang tua pun sangat positif, mereka senang, semangat, karena memang selama pembelajaran online, orang tua kebanyakan mengalami banyak kendala mengenai proses pembelajaran anak, sehingga mereka sangat membutuhkan dampingan dari guru, maka dari itu berdasarkan permohonan mereka, akhirnya kami mencoba tatap muka walaupun terbatas,” pungkas Ahmad.
Para Guru berharap, situasi pandemi Covid-19 ini bisa segera usai dan bisa kembali melakukan pertemuan tatap muka dengan rasa aman dan bisa beraktivitas kembali dengan maksimal.