Peserta Luar Negeri Hadiri Napak Tilas Spiritual di Astana Mangadeg
Juli 19, 2023 2023-07-19 10:16Peserta Luar Negeri Hadiri Napak Tilas Spiritual di Astana Mangadeg
(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) mengadakan Napak Tilas Spiritual di Astana Mangadeg, Matesih, Karanganyar, pada Senin (17/07/2023). Napak tilas tersebut adalah rangkaian dari Festival Budaya Spiritual di Kota Surakarta yang digelar sejak 17 hingga 19 Juli 2023.
Napak Tilas Spiritual adalah rangkaian kegiatan yang melibatkan para peserta dalam ziarah ke kompleks makam yang berisi makam leluhur Pura Mangkunegaran, termasuk Raja Mangkunegaran I (MN I) yang juga dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa. Ziarah ini memiliki arti penting karena Raja Mangkunegaran I adalah seorang pahlawan nasional yang ikut berjuang melawan penjajah Belanda. Ia juga merupakan pelestari dan pengangkat budaya spiritual yang ada. Selain makam Raja Mangkunegaran I, terdapat 125 makam lain dalam kompleks Mangadeg.
Sjamsul Hadi, Direktur KMA, menjelaskan bahwa ziarah ini memiliki makna yang dalam karena masyarakat melanjutkan kegiatan spiritual yang dilakukan oleh Raden Mas Said. Festival Budaya Spiritual tidak hanya berfokus pada festival atau perayaan semata, tetapi juga bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai luhur dalam penghayatan kepercayaan.
Dalam festival ini, peserta diajak untuk memahami konsep Manunggaling Kawula Gusti (persatuan dengan Sang Pencipta) dan Memayu Hayuning Bawono (menjaga alam dan lingkungan). Sjamsul menegaskan bahwa festival ini juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan dan memperkuat kesadaran serta kepercayaan diri para penghayat bahwa mereka tidak mengalami diskriminasi, karena pemerintah berupaya memberikan pelayanan yang adil.
Napak Tilas Spiritual diikuti oleh sekitar 100 peserta dari berbagai paguyuban penghayat kepercayaan di Jawa Tengah. Peserta pria mengenakan busana batik/nusantara, sementara peserta wanita mengenakan busana berwarna hitam dan jarik/tapih.

Selama ziarah, Dylan Renca, seorang mahasiswa S3 jurusan Antropologi dari Universitas Boston, Amerika Serikat, juga ikut serta dengan antusias. Dylan sedang melakukan penelitian tentang kebinekaan agama, bangsa, dan pengakuan terhadap komunitas penghayat kepercayaan di Indonesia, terutama di Kabupaten Cilacap.
“Saat ini saya sedang melakukan kegiatan penelitian tentang mendalami kebinekaan agama, bangsa dan rekognisi komunitas penghayat kepercayaan di Indonesia terkhusus di Kabupaten Cilacap. Saya merasa bahagia dapat hadir di acara Festival Budaya Spiritual serta melakukan interaksi secara langsung dengan Ibu dan Bapak penghayat kepercayaan di Indonesia,” kata Dylan.
Melalui festival dan ziarah ini, Dylan berharap dapat memahami perjuangan lanjutan yang dilakukan oleh penghayat kepercayaan setelah pengakuan dari Pemerintah Indonesia, terutama dalam hal pendidikan dan isu regenerasi. Dylan mengenakan busana batik dan blangkon serta mendapatkan dukungan dari Dewan Musyawarah Daerah Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia Kabupaten Cilacap.