Panggung Maestro II: Kemendikbudristek Apresiasi Maestro Seni Tradisi Indonesia
Januari 10, 2024 2024-01-10 10:15Panggung Maestro II: Kemendikbudristek Apresiasi Maestro Seni Tradisi Indonesia

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media bersama Yayasan Taut Seni berhasil menyelenggarakan Panggung Maestro II pada tanggal 21-22 Desember 2023 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).
Panggung Maestro II kali ini mengangkat tema “Menjaga Maestro, Melangkah ke Depan” dengan menghadirkan tarian khas budaya dari tiga daerah di Indonesia, yaitu Tari Golek Montro dari Puro Mangkunegaran, Surakarta, Tari Legong Keraton dari Puri Agung Karangasem, Bali, serta Tari Pakarena Bura’ne Kasuwiang, Musik Tunrung Rinci & Sibali-bali dari Gowa, Sulawesi Selatan.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menyampaikan bahwa panggung ini didedikasikan untuk menghargai dedikasi, komitmen, dan semangat tiga maestro budaya dari Surakarta, Karangasem, dan Sulawesi Selatan. Mereka telah dengan gigih merawat dan menjaga keaslian seni tradisional daerahnya.
“Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam, dan tiga maestro ini telah berhasil mengingatkan masyarakat tentang pentingnya nilai kebudayaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sosial,” ujar Hilmar di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Hilmar menambahkan bahwa apresiasi sebesar-besarnya seharusnya diberikan kepada maestro budaya dari tiga daerah tersebut atas upaya mereka dalam mempertahankan seni tradisional.
“Kontribusi ketiga maestro ini sangat penting untuk kelangsungan seni tradisional dan pemikiran generasi muda penerus bangsa. Dengan demikian, Indonesia tetap menjaga identitasnya sebagai bangsa yang kaya akan kearifan lokal,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, menekankan bahwa ketika membahas seni tari tradisional, masyarakat berutang budi kepada para maestro Indonesia. Kejujuran dan cinta mereka telah melestarikan dan memajukan seni tradisional Indonesia hingga saat ini.
“Panggung Maestro II merupakan kehormatan bagi kita semua, karena dipentaskan oleh seniman-seniman senior dari tiga daerah, yakni Surakarta, Bali, dan Sulawesi Selatan,” kata Mahendra.
Mahendra meyakini bahwa Panggung Maestro II dapat menjadi wadah seni yang positif dalam memajukan kebudayaan Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendukung seni tradisional Nusantara.
“Harapan kami Panggung Maestro II ini akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya sebagai wadah ekspresi para maestro dan bukti dukungan pemerintah terhadap seni tradisi Indonesia,” pungkasnya.
Ketiga maestro budaya daerah yang berperan penting dalam pelestarian seni tradisional adalah Kangjeng Raden Nganten Tumenggung Suyati Tarwo Sumosutargio (Eyang Tarwo), Anak Agung Ayu Kusuma Arini, Almarhum Daeng Manda dan Ibu Wiwiek Sipala, Daeng Serang Dakko, serta Daeng Basri Baharuddin Sila. Konsep penyelenggaraan Panggung Maestro II 2023 dikembangkan oleh tim artistik yang terdiri dari seniman berpengalaman di bidang kesenian tari tradisional.