News and Blog

Merdeka Belajar Membuka Kesempatan Bagi SD Dalam Inovasi Dan Pengembangan Pendidikan

TN Ngopi Bareng
Berita

Merdeka Belajar Membuka Kesempatan Bagi SD Dalam Inovasi Dan Pengembangan Pendidikan

JAKARTA, (Itjen Kemendikbudristek) – Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar webinar yang dibalut dengan diskusi dan kopi bareng pada Senin, (25/10). Dengan mengusung tema “Merdeka Belajar, Pembelajaran Paradigma Baru”, webinar bertujuan untuk mendiskusikan mengenai kebijakan pemerintah yaitu Merdeka Belajar yang harus benar-benar terimplementasikan dan mendorong daerah melaksanakan inovasi dan inisiatif yang sesuai dengan strategi yang telah direncanakan.

Hadir dalam acara ini Kepala Dinas Pendidikan Kab. Banyuasin Aminuddin, ]Kepala Dinas Pendidikan Kab. Buleleng Made Astika, dan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Kapuas Suwarno Muriyat. Bertindak sebagai moderator Lanny Anggraini dari Direktorat Sekolah Dasar.

Webinar “Merdeka Belajar”: Pembelajaran Paradigma Baru, Senin (25/10). Tangkap Layar: YouTube Ditpsdtv

Acara dibuka dengan sambutan dari Eko Warisdiono selaku analisis kebijakan ahli madya. “Apa yang menjadi kebijakna kementrian berkaitan merdeka belajar ini adalah bagian dari ikhtiar kita untuk memberi ruang dan memberikan kesempatan untuk semua yang berkaitan dengan pendidikan di sekolah dasar untuk melakukan inovasi, pengembangan dalam rangka proses pendidikan secara pasti bertahap dan berkesinambungan berjalan.”

Diskusi dilakukan dalam tiga sesi dan masing-masing narasumber memberikan video praktik baik dari pelaksanaan pembelajaran di masing-masing kabupatennya. Sesi pertama dilakukan oleh Suwano Muriyat. Beliau menyampaikan bahwa di Kabupaten Kapuas sudah menjalankan program pendidikan hebat Kapuas Cerdas selama dua tahun terakhir. Filosofi dari program pendidikan Kapuas Cerdas ini merupakan singkatan dari Cendekia Energi Religius Dedikasi Adiluhung dan Sejahtera. Kemudian dari berbagai program yang ada Kapuas memiliki komunitas guru penggerak dan sudah terdapat 18 sekolah penggerak.

Dengan adanya program Merdeka belajar, mampu membantu sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi sangat rendah. “Digitalisasi sistem pembelajaran Merdeka belajar kami maknai bahwa guru mempunyai tantangan untuk memberikan inovasi kreativitas dengan tujuan utamanya ada pada anak didik kita.” Ucapnya.

Memasuki  sesi kedua dengan narasumber Aminuddin. Beliau menyampaikan bahwa Kabupaten Banyuasin memiliki beberapa upaya dalam rangka meningkatkan pendidikan dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas juga. Salah satu programnya yaitu program Banyuasin Cerdas. Untuk mendukung upaya ini, pemerintah setempat memusatkan pada literasi anak didik yang dibuatkan program khusus dengan sebutan Si Manis. Pelaksanaan program ini sudah di jalankan di sekolah-sekolah yang ada. Tujuh program prioritas di Kabupaten Banyuasin memiliki sinergi dengan program sekolah penggerak.

“Dalam kecamatan perairan, kita dorong untuk kawan-kawan di sekolah untuk berinovasi agar jangan sampai anak-anak kita tidak bisa baca tulis. Oleh sebab itu, solusinya silahkan kunjungan ke rumah, atau di bentuk kelompok yang mampu memberi perlakuan khusus untuk anak yang belum bisa membaca, belum bisa menulis dan lain sebagainya.” Katanya.

Sesi diskusi terakhir di narasumberi oleh Made Astika. Beliau memaparkan bahwa Pemerintah Kabupaten Buleleng telah berupaya memberikan fasilitas dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah seperti pemasangan sekat akrilik di meja dan jarak tempat duduk siswa yang sesuai dengan protokol kesehatan.

Pembelajaran yang telah dilakukan saat masa pandemi Covid-19 di kabupaten ini antara lain pembekajaran jarak jauh (PJJ) secara daring sampai saat ini, pembelajaran dengan Home Visit terbatas dan dengan protokol kesehatan yang ketat. Kesiapan  pemenuhan saran dan prasarana digitalisasi pendidikan sekolah-sekolah berupa laptop/PC, All In One/Chromebook melalui dana DAK sudah 100%.

Adapun strategi dan kebijakan yang diterapkan di Kabupaten Buleleng ini adalah dengan pemetaan kebutuhan sarana pembelajaran di masa pandemi yang lebih mendorong pada penggunaan sarana TIK, menentukan target optimalisasi pelaksanaan digitalisasi pendidikan dasar khususnya di sekolah dasar.

Sesi sebelum menutup diskusi dengan narasumber dilakukan dengan sesi tanya jawab dari perwakilan partisipan webinar ini dan ditutup dengan kesimpulan dari moderator.