News and Blog

Kurikulum Merdeka, Pembelajaran yang Responsif dan Berkarakter Pancasila

IMG_20220218_115515-1
Berita

Kurikulum Merdeka, Pembelajaran yang Responsif dan Berkarakter Pancasila

Jakarta, (Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) kembali menggelar Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar pada Kamis, (17/02) lalu. Mengangkat tema “Wujudkan Pelajar Pancasila Melalui Kurikulum Merdeka”, diskusi ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada publik tentang program Kemendikbudristek ini.

Jakarta, (Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) kembali menggelar Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar pada Kamis, (17/02) lalu.

Guru SDN 005 Sekupang, Stefani Anggia Putri yang hadir dalam Webinar menyampaikan, adanya Kurikulum Merdeka membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan responsif. Selain itu, proses pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler juga membantu para guru mewujudkan karakter pelajar Pancasila.

“Di struktur Kurikulum Merdeka terdiri dari intrakurikuler dan kokurikuler, di mana itu adalah pembelajaran secara praktik yang terdiri dari tujuh tema. Dari situ kita dapat latih kolaborasinya, gotong royongnya, dan bernalar kritisnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Anggia, Kurikulum Merdeka menciptakan pembelajaran dengan paradigma baru yaitu pembelajaran yang menyenangkan, sederhana, dan berpusat pada pengembangan siswa. Selain itu, Kurikulum Merdeka juga melibatkan orang tua siswa  dalam mengenalkan budaya dan kearifan lokal Indonesia dalam wujudkan karakter Pancasila.

“Pada proyek Profil Pancasila kami juga melibatkan orang tua siswa sebagai sumber belajar yang terlibat langsung pada pembelajaran anaknya,” ujarnya.

Menanggapi perihal Kurikulum Merdeka, Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Zulfikri Anas menjelaskan, proses pembelajaran ini para guru harus mengetahui minat dan bakat siswa. Hal ini, agar memberi ruang kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya.

“Guru harus kenal betul siswanya, jadi hari pertama masuk kelas tahun ajaran baru kita harus mengenal apa yang disukai dan dikuasai oleh siswa kemudian mengelompokkan siswa tersebut. Dengan Kurikulum Merdeka, nantinya siswa bisa saling mengerti dan berkolaborasi,” pungkasnya.