News and Blog

Kemendikdasmen Prioritaskan Pendidikan Aman dan Dukungan Psikososial Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

WhatsApp Image 2024-11-13 at 13.45.46
Berita

Kemendikdasmen Prioritaskan Pendidikan Aman dan Dukungan Psikososial Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

(Nusa Tenggara Timur, Itjen Kemendikbudristek) — Menanggapi bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, yang terjadi pada 3 November 2024, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bergerak cepat untuk memastikan kelanjutan pendidikan bagi ribuan siswa yang terdampak. Erupsi ini telah mengakibatkan kerusakan di 66 sekolah di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, melibatkan 458 guru dan 5.383 siswa.

Dari jumlah tersebut, 17 sekolah dilaporkan mengalami kerusakan bangunan yang signifikan. Sebanyak 11 sekolah di Kecamatan Titehena kini difungsikan sebagai tempat pengungsian, yang menyebabkan gangguan pada aktivitas pendidikan di sekolah-sekolah tersebut.

“Kami berkomitmen memberikan akses pendidikan darurat yang aman bagi anak-anak, sambil memberikan dukungan psikososial untuk membantu mereka pulih dari trauma,” ujar Suharti, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen pada Selasa (12/22/2024).

Kemendikdasmen telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas pendidikan darurat di 8 lokasi pengungsian yang mulai beroperasi sejak 9 November 2024. Bantuan berupa tenda darurat, perlengkapan belajar, masker, dan buku bacaan telah disalurkan. Selain itu, kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial menghasilkan tiga tenda yang dijadikan ruang kelas sementara.

Untuk memastikan keberlanjutan pendidikan pascabencana, Kemendikdasmen bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dalam proses rehabilitasi sarana pendidikan yang rusak. Beberapa organisasi kemanusiaan turut mendukung dengan menyediakan bantuan psikososial dan distribusi perlengkapan belajar.

“Kami akan terus mengawal pendidikan bagi anak-anak terdampak dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung pemulihan jangka panjang pascabencana,” tegas Suharti.