Kemendikbudristek Sampaikan Praktik Baik Akselerasi Transformasi PAUD di Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN
Juli 27, 2023 2023-07-27 15:03Kemendikbudristek Sampaikan Praktik Baik Akselerasi Transformasi PAUD di Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN

Kemendikbudristek Sampaikan Praktik Baik Akselerasi Transformasi PAUD di Forum Dialog Kebijakan PAUD ASEAN

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari ASEAN, atau yang dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDG) memiliki beberapa tujuan, yang salah satunya adalah pengembangan anak usia dini. Tujuan ke-empat dari SDG ini adalah memastikan setiap anak mendapatkan akses terhadap layanan perawatan dan pendidikan berkualitas sebelum memasuki pendidikan dasar. Di bawah konteks ini, forum pleno Dialog Kebijakan PAUD di ASEAN atau Southeast Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE) yang diadakan di Jakarta oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Selasa (25/7/2023), membahas berbagai praktik baik dalam mengakselerasi transformasi PAUD di kawasan Asia Tenggara, terutama dalam hal transisi yang menyenangkan dari PAUD ke Sekolah Dasar (SD).
Forum pleno terdiri dari tiga sesi yang membahas sejumlah tema terkait komitmen pembangunan dan transformasi PAUD di kawasan Asia Tenggara. Sesi pertama, “Universal Child Care and Transition to Primary Education,” menampilkan pembicara seperti Pelaksana tugas Direktur PAUD Kemendikbudristek, Komalasari; Mathias Urban dari Dublin University; dan Assistant Secretary for Curriculum and Instruction, Departemen Pendidikan Filipina, Alma Ruby C. Torio.
Pada sesi pertama, Plt. Direktur PAUD Kemendikbudristek, Komalasari, menyoroti miskonsepsi tentang pembelajaran di jenjang PAUD, khususnya keharusan pembelajaran calistung pada anak usia dini. Kemendikbudristek telah berkomitmen untuk mengatasi miskonsepsi ini dengan meluncurkan Merdeka Belajar episode 24, yakni Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan. Melalui kebijakan ini, Kemendikbudristek mendorong transisi PAUD ke SD yang berlangsung mulus, sehingga proses belajar mengajar di kedua jenjang menjadi selaras dan berkesinambungan. Komalasari menyatakan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang holistik, meliputi aspek kognitif, emosional, sosial, dan lainnya.
Sesi kedua, “Early Childhood Care Education Teachers’ Workforce,” melibatkan Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbudristek, Santi Ambarukmi; Fasli Jalal dari Universitas YARSI Indonesia; Marek Tesar dari University of Auckland, Selandia Baru; dan Direktur The Southeast Asian Ministers of Education Organization Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), Vina Adriany.
Pada sesi kedua, Marek Tesar dari University of Auckland menyampaikan rekomendasi inisiatif untuk mengatasi isu-isu terkait pendidikan anak usia dini, termasuk upah guru yang rendah, kesempatan peningkatan kemampuan profesional, kelelahan dan stres, ketidaksetaraan gender dalam peran kepemimpinan, serta kesenjangan ras dan etnis. Ia menyoroti pentingnya advokasi untuk keadilan dan alokasi pendanaan yang memadai bagi guru, serta inovasi pedagogi dan kolaborasi dengan orang tua dan komunitas.
Sesi ketiga, “Advancing the ECCE Agenda in SEA: The Role of Different Actors,” menghadirkan pembicara seperti Roger Yap Chao Jr., dari Education Youth and Sport Division, Sekretariat ASEAN; Head of ECED Tanoto Foundation, Eddy Henry; Regional Education Adviser UNICEF EAPRO, Mitsue Uemura; Citra Persada dari HIMPAUDI Pusat; dan Board of Director Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC), Sheldon Schaeffer.
Pada sesi ketiga, Roger Yap Chao Jr., dari Sekretariat ASEAN, menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini dengan akses yang berkeadilan menuju pendidikan berkualitas sebagai salah satu prioritas dalam rencana kerja ASEAN di bidang pendidikan. Ia menyatakan perlunya kerjasama inklusif dengan berbagai pihak dan ketersediaan anggaran untuk melaksanakan program berkualitas bagi pendidikan anak usia dini.
Eddy Henry dari Tanoto Foundation dalam sesinya membahas isu-isu spesifik di Indonesia yang berhubungan dengan pengembangan pendidikan anak usia dini, termasuk pemenuhan gizi dan nutrisi, pola pengasuhan, dan akses terhadap pendidikan berkualitas. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi finansial, implementator, dan pendukung dalam mengembangkan ekosistem yang efektif bagi pendidikan anak usia dini.
SEA PD on ECCE dihadiri oleh para menteri pendidikan dari negara-negara anggota ASEAN, perwakilan UNESCO, perwakilan Sekretariat ASEAN, The Southeast Asian Ministers of Education Organization Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), tenaga ahli, mitra pembangunan, organisasi internasional, dan organisasi non-pemerintahan di bidang PAUD, seperti Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) dan Tanoto Foundation.