Kemendikbudristek Dorong Ruang Berkarya via Temu Seni Fotografi 2023
Oktober 25, 2023 2023-10-25 12:41Kemendikbudristek Dorong Ruang Berkarya via Temu Seni Fotografi 2023

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sukses menyelenggarakan Temu Seni Fotografi 2023 yang berlangsung dari 17 hingga 23 Oktober di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selama satu minggu penuh, para peserta yang terdiri dari fotografer muda dari seluruh penjuru Indonesia berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan, termasuk presentasi riset, pertukaran metode, sarasehan, kunjungan budaya, serta pameran karya.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media di bawah arahan Direktur Artistik, Melati Suryodarmo, dengan tema “Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan”. Tema ini mencerminkan semangat pergerakan budaya yang berusaha menggabungkan pengetahuan warisan budaya, mulai dari masa prasejarah hingga era Majapahit abad ke-15, dan Warisan Budaya Takbenda yang diakui UNESCO.
Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, menjelaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memberikan para generasi muda ruang berkarya guna memperkuat ekosistem seni. Ia menekankan pentingnya mendukung penyebarluasan ide dan karya dari para fotografer muda sehingga mereka terus termotivasi untuk menggali potensi dan inspirasi diri dalam upaya memajukan kebudayaan.
“Dalam era teknologi digital saat ini, pemajuan kebudayaan dan seni perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ini memungkinkan karya seni yang dihasilkan untuk terus diminati oleh masyarakat,” lanjut Mahendra.
Selama Temu Seni Fotografi 2023 di Larantuka, para peserta, dengan berbagai latar belakang, berkesempatan untuk bertukar ide dan pemikiran, menciptakan sebuah laboratorium ilmu yang menggabungkan pengetahuan budaya tradisional dan kontemporer. Kegiatas tersebut difasilitasi oleh para ahli fotografi Samuel Rama Surya dan Wimo Ambala Bayang.
Para peserta juga diajak untuk berinteraksi dengan masyarakat adat di Desa Ilepadung dan Bantala, Lewolema, untuk memahami kearifan lokal dan bagaimana cara hidup yang relevan di era krisis iklim. Selain itu, mereka juga mengunjungi situs bersejarah di Bero Tuan Meninu, Kapela Tuan Ma, dan Merang Raja, yang membentuk identitas Larantuka. Ini memberikan wawasan tentang percampuran budaya di masa lalu melalui kunjungan ke Kota Sau sebagai Kota Melayu untuk melihat pembuatan belutu (atau bubu), alat tradisional untuk menangkap ikan.
Ahmad Mahendra menekankan bahwa rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk membuka cakrawala wawasan peserta dari berbagai latar belakang budaya. Harapannya, hal ini akan mendorong diskusi yang menghasilkan karya seni modern, sehingga seni tidak akan mengalami krisis.
Pada tanggal 22 Oktober, peserta Temu Seni Fotografi 2023 mengadakan sarasehan bersama seniman penerima Penghargaan Akademi Jakarta 2023, Moelyono, untuk mendiskusikan rumah adat sebagai pusat kebudayaan lokal yang bisa merespons isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka juga berdiskusi dengan tokoh pendidikan, Bernardus Tukan, untuk memahami betapa pentingnya generasi muda dalam menjaga akar sejarah masyarakat mereka.
Hasil karya seni foto peserta, yang masih dalam proses pengembangan, dipamerkan di Radio Siaran Pemerintah Daerah Flores Timur. SimpaSio Institute, sebagai komunitas tuan rumah, juga memberikan wawasan tentang sejarah budaya Larantuka, yang merupakan kota penting dalam kerangka kebinekaan Indonesia.
Temu Seni Fotografi 2023 adalah bagian dari persiapan untuk Festival Indonesia Bertutur 2024, yang akan mengangkat tema Subak Bali. Festival ini akan menggali filosofi, prinsip, dan nilai dari Subak Bali sebagai sumber inspirasi untuk konsep kegiatan budaya.