News and Blog

Kebebasan Ekspresi Kreatif: Kisah dari Pameran Karya Anak-anak Penyandang Disabilitas

WhatsApp Image 2023-12-12 at 17.20.26
Berita

Kebebasan Ekspresi Kreatif: Kisah dari Pameran Karya Anak-anak Penyandang Disabilitas

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Perayaan Hari Disabilitas Internasional 2023 semakin berwarna dengan diselenggarakannya Pameran Karya oleh para penyandang disabilitas di Aula Pertemuan Menara Mandiri, Jakarta, pada Senin (11/12). Acara ini mencerminkan komitmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk berkontribusi positif dalam masyarakat. Peserta Pameran Karya Disabilitas 2023 terdiri dari 8 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan 9 Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jakarta.

Salah satu penampilan dari siswa-siswi peserta Pameran Karya dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, Senin (11/12/2023). (Foto: Kemendikbudristek).

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek, Iwan Syahril, menekankan pentingnya menghindari diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dalam akses pendidikan. Ia menyatakan bahwa semua individu, termasuk penyandang disabilitas, memiliki hak yang sama di mata masyarakat.

“Kami menekankan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dalam mengakses pendidikan secara luas,” ujar Iwan dalam Pameran Karya yang merupakan bagian dari peringatan Hari Disabilitas Internasional 2023 diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Kemendikbudristek.

Iwan Syahril menegaskan komitmen Kemendikbudristek untuk terus menciptakan satuan pendidikan yang ramah bagi anak-anak penyandang disabilitas. “Ini adalah cara kami mendorong semangat inklusivitas di seluruh satuan pendidikan di seluruh Indonesia,” tegas Iwan Syahril.

Setelah membuka peringatan Hari Disabilitas Internasional, Dirjen Iwan mengunjungi stan Pameran Karya yang menampilkan hasil karya para penyandang disabilitas. Pameran ini bertujuan untuk menyoroti bakat dan kemampuan anak-anak penyandang disabilitas, menunjukkan keahlian unik mereka.

Berbagai produk karya penyandang disabilitas dipamerkan, mulai dari seni rupa, kerajinan tangan, pakaian, kuliner, hingga layanan kreatif lainnya. Salah satu peserta, Widin, seorang penyandang disabilitas tuna grahita dari SLB Negeri 8 Jakarta Utara, menampilkan keterampilan kriya kayu. “Saya sangat suka dengan kayu sejak kecil, dan saya ingin terus membuat karya seni dari kayu ini. Tidak ada tantangan bagi saya, karena saya suka. Garuda dari kayu ini adalah hasil karya saya, yang terpenting adalah semangat terus berkarya,” ungkapnya dengan gembira.

Tidak jauh dari situ, seni mural hasil lukisan anak-anak tuna rungu turut dipamerkan. Arindra, seorang seniman dari SLB Negeri 01 Jakarta, menyatakan bahwa melukis adalah hobinya sejak kecil. Ia merinci empat tahapan dalam melukis dan menyampaikan tekadnya untuk menjadi pelukis yang hebat hingga tingkat internasional.

Pameran juga menampilkan karya seni lukis ecoprint dari anak tuna rungu, Destin, dari SLB Negeri 06 Jakarta. Destin menyatakan kesukaannya pada seni ecoprint sejak kecil dan bercita-cita menjadi pengusaha seni ecoprint setelah lulus. Tika, guru yang mendampingi Destin, berharap kreativitas anak-anak disabilitas dapat menjadi modal untuk masa depan mereka.

Pameran tidak hanya memamerkan karya anak-anak disabilitas, tetapi juga melibatkan UMKM yang dikelola oleh penyandang disabilitas di Jabodetabek. Salah satunya adalah Ahmad Hilmy Almusawa, pemilik Dari Mata Hati Koffie. Hilmy, seorang penyandang disabilitas tunanetra, menceritakan kecintaannya pada kopi sejak kecil. Ia tidak hanya membuka usaha Blend Coffee Me, tetapi juga memberikan pelatihan usaha kopi kepada penyandang disabilitas lainnya.

“Ini tentang niat dan usaha yang kami ingin sampaikan kepada orang lain, seperti saya, dengan penuh kasih sayang,” ungkap Hilmy.