News and Blog

Jejak A.A. Navis di Paris: Menyuarakan Identitas Sastra Indonesia ke Dunia

WhatsApp Image 2024-11-16 at 19.27.10
Berita

Jejak A.A. Navis di Paris: Menyuarakan Identitas Sastra Indonesia ke Dunia

Peringatan 100 tahun A.A. Navis di Paris. (Foto: Kemendikdasmen).

(Paris, Itjen Kemendikdasmen) Peringatan 100 tahun kelahiran maestro sastra Indonesia, A.A. Navis, menjadi momen bersejarah dalam pengenalan sastra Indonesia ke panggung dunia. Kegiatan yang digelar oleh Badan Bahasa Kemendikdasmen bersama KBRI Paris ini berlangsung pada 13-14 November 2024 di Prancis, melibatkan berbagai elemen budaya dan akademik internasional.

Menggemakan Nama A.A. Navis di UNESCO
Pada 13 November, Kantor Pusat UNESCO di Paris menjadi saksi utama perayaan ini. Acara dibuka oleh Duta Besar RI untuk Prancis, H.E. Mohamad Oemar, yang memuji Navis sebagai tokoh humanis dengan pandangan visioner yang melampaui zamannya. Dalam pidatonya, Oemar menyebut Navis sebagai “pengamat tajam kehidupan sosial” yang membawa kritik konstruktif melalui karya-karyanya.

Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, menegaskan bahwa acara ini tidak hanya mengenang Navis, tetapi juga membuka jalan bagi sastra Indonesia untuk terus relevan di kancah global. “Warisan Navis adalah ajakan untuk berpikir kritis dan merefleksikan kehidupan. Karya-karyanya perlu terus disuarakan agar menjadi inspirasi bagi generasi mendatang,” ujarnya.

Diskusi yang dipandu oleh Romain Bertrand, sejarawan dari Universitas Science Po, menghadirkan tokoh seperti Hilmar Farid dan Ayu Utami. Mereka membahas relevansi karya Navis di tengah dinamika perubahan sastra Indonesia, yang kini bergerak dari tema pedesaan ke kehidupan urban dengan kompleksitasnya.

Mendekatkan Sastra Indonesia dengan Generasi Muda di La Rochelle
Hari berikutnya, peringatan berlanjut di Universitas La Rochelle sebagai bagian dari Pekan Indonesia. Kuliah umum oleh Dubes Mohamad Oemar membuka wawasan mahasiswa tentang Indonesia masa kini, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara sebagai simbol inovasi.

Diskusi sastra bertajuk “Modern Indonesia from the Development of Its Literary Thought” menghadirkan Ayu Utami, Esha Tegar Putra, dan Dhianita Kusuma. Para sastrawan ini membahas bagaimana sastra tetap menjadi medium yang kuat untuk menyuarakan isu lokal sekaligus global.

Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Iwa Lukmana, menutup acara dengan harapan agar kolaborasi budaya antara Indonesia dan Prancis semakin erat. “Sastra Indonesia memiliki daya tarik universal. Dengan platform ini, kami yakin identitas budaya Indonesia dapat semakin dikenal dunia,” katanya.

Langkah Menuju Globalisasi Sastra Indonesia
Kedua acara ini berhasil memperkuat posisi sastra Indonesia di dunia internasional. Peringatan 100 tahun A.A. Navis tidak hanya mengapresiasi warisan budaya, tetapi juga membuka peluang untuk membawa karya sastra Indonesia ke audiens global, menjadikan Navis simbol kebanggaan bangsa yang mendunia.