News and Blog

Inspirasi dari Lomba Mendongeng: Siswa Disabilitas Netra Tunjukkan Potensi Luar Biasa di Panggung Literasi Nasional

WhatsApp Image 2024-10-28 at 15.24.10 (1)
Berita

Inspirasi dari Lomba Mendongeng: Siswa Disabilitas Netra Tunjukkan Potensi Luar Biasa di Panggung Literasi Nasional

Beberapa peserta lomba mendongeng siswa disabilitas netra jenjang SMP se-Indonesia. (Foto: Badan Bahasa).

(Jakarta, Itjen Kemendikdasmen) – Dalam rangkaian puncak Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) 2024, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menggelar lomba mendongeng tingkat nasional yang dikhususkan bagi siswa disabilitas netra jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Indonesia. Acara yang diselenggarakan di Jakarta pada Minggu (27/10/2024) ini mendapat sambutan hangat dan menjadi momen inspiratif dalam meningkatkan literasi inklusif di Indonesia.

Ganjar Harimansyah, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, menyampaikan bahwa lomba ini tidak hanya menjadi ajang unjuk bakat, tetapi juga sarana untuk memotivasi dan memberdayakan siswa disabilitas netra agar lebih percaya diri dalam berkarya. “Potensi mereka luar biasa, dan melalui acara ini, kita dapat melihat kemampuan mereka dalam mendongeng yang sangat membanggakan,” ujar Ganjar.

Sebanyak 45 dari 50 peserta yang mendaftar berhasil lolos seleksi dan mengikuti babak penyisihan. Dari sini, terpilih lima finalis yang menampilkan dongeng mereka di babak akhir, yaitu Yosi Nur Aini (SLB Negeri Tanjungpandan, Bangka Belitung), Sekar Galih (SLB A Pembina Jakarta), Yunita Pintu Batu (SLB-A Karya Murni, Medan), Dela Rahmawati (SLB Negeri Banyuasin, Sumatra Selatan), dan Aldi Putra Ramadhan (SLB Negeri Martapura, Sumatra Selatan). Para finalis memukau dewan juri yang terdiri dari praktisi dongeng Palupi Mutiasih, pakar pendidikan Rizal Zaid, dan pemengaruh pendidikan Galih Sulistyaningra.

Salah satu finalis, Sekar Galih, menampilkan dongeng berjudul “Taman Banjarsari” dengan penggambaran yang sangat hidup dan menyentuh. Penampilannya berhasil memukau juri dan penonton, membuktikan bahwa keterbatasan penglihatan tidak menghalangi seseorang untuk meraih prestasi.

Rizal Zaid mengungkapkan rasa bangganya terhadap para peserta. “Saya optimis akan masa depan literasi inklusif di Indonesia dengan adanya pendongeng-pendongeng muda seperti mereka,” katanya. Sementara itu, Galih Sulistyaningra menilai lomba ini sebagai langkah konkret dalam mewujudkan pendidikan inklusif.

Pemenang lomba mendongeng ini adalah Yunita Pintu Batu dari SLB-A Karya Murni, Medan, yang berhasil meraih juara pertama. Acara ini diharapkan mampu mendorong lebih banyak siswa disabilitas untuk terlibat aktif dalam dunia literasi, serta memberikan akses yang setara bagi semua anak untuk berkarya di bidang sastra dan bahasa.

Lomba mendongeng bagi siswa disabilitas netra ini menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan inklusi sosial, memberikan kesempatan yang sama, dan membuka pintu inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkreasi dan berprestasi.