News and Blog

Implementasi Kurikulum Merdeka Dukung Perkembangan Anak Sesuai Fitrahnya

WhatsApp Image 2023-06-19 at 15.55.03
Berita

Implementasi Kurikulum Merdeka Dukung Perkembangan Anak Sesuai Fitrahnya

(Depok, Itjen Kemendikbudristek) – Salah satu aspek penting dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas dalam pembelajaran. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk mengadaptasi pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan masing-masing peserta didik, serta menyesuaikan dengan konteks dan kebutuhan lokal. Dalam Workshop Pendidikan: Sosialisasi Kurikulum Merdeka di Depok, Jawa Barat, Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Zulfikri Anas, menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka bertujuan membantu anak-anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya, menjadi manusia yang terus belajar sepanjang hidup.

Workshop Pendidikan Sosialisasi Kurikulum Merdeka di Depok diselenggarakan pada Senin (19/06/2023). (Foto: Kemendikbudristek).

Zulfikri menyatakan bahwa berdasarkan konsep pendidikan dari Ki Hajar Dewantara, pendidikan harus membebaskan manusia secara fisik dan batin. Pendidikan seharusnya memberikan ruang yang luas bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan jati dirinya sebagai manusia. Ini adalah salah satu tujuan dari Kurikulum Merdeka.

 

“Setiap mata pelajaran menjadi alat bantu agar mereka dapat menjadi individu yang berpikir dan memiliki karakter. Yang kita tuntut bukan hanya kelengkapan administrasi, tetapi lebih pada pendampingan bagi setiap anak, proses pendidikan, dan pembelajaran yang berkualitas, bermakna, dan mendalam, sehingga anak dapat langsung merasakan manfaat dari apa yang mereka pelajari, menikmati proses belajar, dan akhirnya menjadi pembelajar sepanjang hidup,” ungkap Zulfikri dalam Workshop Pendidikan: Sosialisasi Kurikulum Merdeka di Kota Depok, Jawa Barat, pada Senin (19/6/2023).

 

Ia juga mengingatkan para guru bahwa sebelum menyampaikan materi pembelajaran apa pun dari kurikulum, mereka harus mengenal kepribadian setiap anak dan memastikan kesiapan mereka dalam menerima pembelajaran, seperti melalui pengenalan hati, pikiran, perasaan, dan aktivitas fisik. “Kurikulum Merdeka berusaha mengembalikan pendidikan ke esensi sejatinya, mengembalikan fokus pembelajaran pada anak,” tambahnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Kurikulum Merdeka di Kota Depok. Menurutnya, ketahanan keluarga juga merupakan faktor penting karena keluarga merupakan unit terkecil yang menjadi landasan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

 

“Melalui Kurikulum Merdeka, kita mendampingi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya. Pertumbuhan dan perkembangan anak melalui proses pendidikan menjadi tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, kita juga perlu bekerja sama dengan dinas atau lembaga pemerintah lain yang terkait sesuai dengan kewenangannya. Semoga kita bisa bersinergi dan berkolaborasi untuk meningkatkan pendidikan di Kota Depok,” kata Siti Chaerijah.

 

Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji, juga memberikan apresiasi terhadap implementasi Kurikulum Merdeka. Menurutnya, Kurikulum Merdeka dapat mengantisipasi kebutuhan generasi mendatang dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi, menyesuaikan dengan dinamika sosial masyarakat, dan menghadapi tantangan nasional.

 

“Sebagai anggota Komisi X DPR RI, saya melihat pendidikan sebagai bagian penting dari bangsa. Yang terpenting adalah Kurikulum Merdeka dirancang untuk melangkah jauh ke depan,” ujar Nuroji. Ia juga menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam implementasi kurikulum. “Karakter menjadi hal yang paling utama,” tegasnya.

 

Nuroji berpendapat bahwa kurikulum akan terus berkembang dan berubah seiring perkembangan zaman. Namun, kesiapan guru menjadi hal penting dalam mengikuti perubahan kurikulum. “Kurikulum akan terus berubah. Tergantung pada kemampuan Bapak/Ibu guru untuk mengikuti atau tidak. Peran guru sangat penting dalam mampu mengikuti perkembangan kurikulum,” ungkap Nuroji.

 

Workshop Pendidikan: Sosialisasi Kurikulum Merdeka di Depok, Jawa Barat, dihadiri oleh puluhan pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Peserta workshop meliputi guru dari berbagai jenjang pendidikan, baik dari sekolah negeri maupun swasta, perwakilan dosen, perwakilan orang tua dari perkumpulan komite sekolah, dan organisasi terkait.

 

Salah satu peserta workshop, Cut Nurvidawati, menyatakan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk memberikan materi pembelajaran kepada anak. Hal ini berdampak positif pada anak, di mana mereka merasakan kenyamanan dan kebebasan dalam proses belajar. Sebagai contoh, dalam tugas proyek pembelajaran, guru dapat bertanya kepada anak mengenai proyek yang ingin mereka lakukan. Inisiatif datang dari peserta didik. “Lebih banyak guru yang memberikan kebebasan kepada anak untuk menciptakan kegiatan. Inilah salah satu kebebasan yang mereka rasakan. Sehingga anak merasa senang belajar karena sesuai dengan minat mereka,” ungkapnya.

 

Cut juga mengapresiasi kebijakan “Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan”. Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat fase fondasi di TK dan kelas 1 SD yang bertujuan untuk mempersiapkan dasar kompetensi. Pembelajaran di TK dan kelas 1 SD tidak hanya berfokus pada membaca, menulis, dan berhitung (calistung). “Kita harus melihat model anak dengan beragam karakternya. Setiap anak tidak bisa disamakan. Oleh karena itu, metode pembelajaran harus beragam,” tambahnya. Menurut Cut, guru-guru yang mengajar kelas 1 SD sebaiknya membaca laporan TK dari peserta didik yang baru masuk SD agar mereka dapat mengenal karakter dan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik. “Jika dilakukan dengan baik, transisi dari PAUD ke SD akan lebih lancar bagi anak,” katanya.