Seiring terjadinya globalisasi di berbagai sektor, mulai dari teknologi, budaya, hingga alat komunikasi, memaksa manusia harus mampu mengatasinya bila tidak ingin tertinggal. Globalisasi telah membuat segalanya lebih mudah dan terbuka. Arus informasi semakin cepat dan tentunya semakin beragam. Nah, globalisasi ini tidak bisa kita hindari. Efek positif atau negatifnya tergantung dari kita. Jadi, salah satu hal terpenting dalam menghadapi era globalisasi adalah gerakan literasi.

Menurut National Institute for Literacy, literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah yang diperlukan untuk pekerjaan, keluarga, atau masyarakat. Literasi bukan hanya kegiatan membaca buku, tetapi literasi sangat luas, meliputi analisis kita, pengolahan informasi, pengolahan data, observasi, dan diskusi.

Dalam penelitian The World’s Most Literasi Nasional, yang dilakukan oleh John W. Miller, merilis daftar peringkat Negara-negara dengan tingkat literasi. Indonesia menempati rangking ke 60 dari 61 negara dalam hal literasi. Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat kita akan menghadapi era 5.0.

Mengapa kita harus meningkatkan minat literasi?

Karena melalui literasi kita akan mendapatkan informasi untuk memecahkan masalah, melalui literasi kita akan mendapatkan wawasan yang sangat membantu untuk berpikir kritis, dan melalui literasi kita akan mendapatkan pengetahuan tentang kreativitas.

Pada tahun 2009, The Literacy and Numeracy Secretariat, menyatakan bahwa literasi dapat membentuk masyarakat yang lebih kritis dan membantu mempersiapkan seseorang untuk hidup dalam masyarakat pengetahuan.

Oleh karena itu, literasi sangatlah penting dikembangkan para pemuda-pemudi Indonesia sebagai penerus bangsa harus mempunyai pemikiran yang kritis, pengetahuan yang luas, mudah bergaul, inovatif, kreatif, dan mampu memecahkan masalah.