News and Blog

Gernas BBI: Kembangkan UMKM Agar Berdaya Saing dan Lebih Inovatif

6d6c8658-b4ce-4478-89ba-b3f058147ba9
Berita

Gernas BBI: Kembangkan UMKM Agar Berdaya Saing dan Lebih Inovatif

Ambon, (Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia #AromaMaluku dan bekerja sama dengan sejumlah pasarloka untuk memasarkan produk-produk UMKM dan produsen rumahan Maluku, yang kini bisa dibeli secara daring. Tujuannya untuk mempromosikan produk-produk tersebut dan menjangkau lebih banyak pembeli dari luar daerah.

Berbagai produk unggulan Maluku tersebut dapat dilihat via belanjaciptamaluku.kemdikbud.go.id yang menyediakan menyediakan produk unggulan Maluku, mulai dari kuliner, minyak kayu putih, kain tenun, kreasi tas, dompet, dan lainnya. Dalam laman tersebut, tersaji foto dan keterangan mengenai produk, serta marketplace yang menjual produk tersebut.

Belanja produk Maluku secara daring ini dipertontonkan kepada undangan yang hadir dalam acara puncak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) #AromaMaluku, Senin (29//11/2021). Sesi belanja daring ini mengajak Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, serta Gubernur Maluku.

Terdapat berbagai produk, diantaranya Tenun Ikat Ralsasam yang berupa kain tenun dengan menggunakan pewarna alam, berupa kulit kayu dan daun-daunan.  Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi melalui telekonferensi, membeli produk tersebut dengan memanfaatkan fitur QRIS. Luhut berpesan agar perajin tenun ikat terus semangat dalam meningkatkan kualitas produknya sehingga dapat bersaing dengan produk lainnya.

Koordinator Teaching Factory Politeknik Perikanan Negeri Tual, Ismail Marsawesi hadir memperkenalkan produk kedua, kreasi makanan dari singkong dan rumput laut yang diberi nama Enbal Crispy yang merupakan kolaborasi antara darat dan laut.

“Enbal atau singkong yang memiliki kadar HCN yang tinggi, diolah sedemikian rupa sehingga kadarnya menjadi rendah dan aman dimakan, lalu difortifikasi dengan rumput laut sebagai komoditas unggulan daerah,” tutur Ismail.

Produk yang memiliki  tagline “Produk Lokal Rasa Internasional” ini dikemas dalam tiga ukuran, yaitu kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan tersier. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti membeli sebanyak 100 kotak kemasan sekunder dan bertransaksi secara daring.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto yang berkesempatan hadir secara luring menyampaikan apresiasi pada satuan pendidikan vokasi yang telah berpartisipasi dan berkontribusi pada acara Gernas BBI #AromaMaluku.

Sesjen Kemdikbudristek Suharti saat melihat etalase barang untuk dijual secara daring dalam acara puncak Gernas BBI di Ambon, Senin (29/11). Foto: Humas Kemdikbudristek

“Kita lihat hari ini begitu luar biasa banyak sekali produk yang dihasilkan oleh SMK, kampus vokasi, dan satuan pendidikan lainnya. Inilah bentuk nyata dari penguatan teaching factory sehingga dari vokasi dapat menghadirkan alternatif produk yang diterima oleh masyarakat, contohnya produk Enbal Crispy yang memberi inovasi pangan dikolaborasikan dengan potensi laut, melalui pemanfaatan rumput laut,” ucap Wikan.

“Terlebih lagi di Provinsi Maluku yang merupakan daerah yang memiliki potensi kemaritiman menjadi bidang prioritas, ini penting untuk dikembangkan lebih jauh lagi dalam inovasi-inovasi produk yang juga dalam prosesnya kita dorong untuk diawali dari link and match dengan dunia kerja, baik industri, asosiasi, maupun UMKM,” tambah Wikan.

Gubernur Maluku, Murad Ismail, membeli tas hasil kreasi dari merek lokal asli Maluku, Kabeta Craft. Produk kerajinan yang dihasilkan dari tenun Tanimbar ini dikreasikan menjadi produk akhir berupa tas, dompet, dan pouch.

“Selama ini kami memanfaatkan kolaborasi. Saya bermitra dengan kelompok-kelompok perajin, seperti salah satunya Salsasam untuk menghasilkan produk unggulan ini,” ujar pelaku UMKM Kabeta Craft, Berkah Novita.

Gernas BBI #AromaMaluku dibungkus dalam kampanye Budaya Cipta Nusantara untuk mendukung pelaku ekonomi UMKM agar kembali produktif dan terus berkembang dengan terus meningkatkan omzet, yang diharapkan mampu mengajak lebih banyak lagi masyarakat Indonesia membeli, mengonsumsi, dan menggunakan produk buatan Indonesia, khususnya pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.

Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam sambutannya mengatakan, kolaborasi pendidikan dan dunia usaha dunia industri sangatlah penting dan berkomitmen untuk terus menguatkan kerja sama yang telah diwujudkan melalui Program SMK Pusat Keunggulan, Kampus Merdeka Vokasi, dan Kampus Merdeka.

“Hasil dari kolaborasi ini sangat luar biasa. Melalui platform Kedaireka, kami mencatat total kontribusi industri proyek bersama kampus dan perusahaan sebesar lebih dari Rp 1,1 triliun. Kontribusi ini menguatkan ekosistem riset dalam lingkup pendidikan dan inovasi pelajar,” jelasnya.