FTBI Papua 2024: Generasi Muda Bangkitkan Bahasa Daerah sebagai Warisan Budaya
November 21, 2024 2024-11-21 12:53FTBI Papua 2024: Generasi Muda Bangkitkan Bahasa Daerah sebagai Warisan Budaya

(Sentani, Jayapura, Itjen Kemendikdasmen) – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Papua 2024 berhasil menciptakan momentum penting untuk melestarikan dan menghidupkan kembali bahasa ibu sebagai identitas budaya Tanah Papua. Digelar pada 19-21 November 2024, festival ini menjadi panggung bagi generasi muda untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga warisan leluhur melalui berbagai kreativitas.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, dalam sambutan pembukaannya menegaskan bahwa FTBI adalah salah satu langkah konkret Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama pemerintah daerah dalam merevitalisasi bahasa daerah. “Ini adalah apresiasi bagi para siswa, guru, dan komunitas kebahasaan yang telah berperan aktif melestarikan bahasa ibu di Papua,” ujarnya, Rabu (20/11/2024).
Imam juga mendorong agar bahasa daerah diintegrasikan dengan teknologi digital untuk menarik minat generasi muda. “Lewat platform teknologi terkini, kreativitas generasi muda Papua dapat menjadi kekuatan utama dalam melestarikan bahasa ibu,” tambahnya.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua, Sukardi Gau, mengungkapkan bahwa pada 2024 ini, ada sepuluh bahasa daerah yang direvitalisasi, termasuk bahasa Tobati, Sentani, dan Biyekwok. Festival ini melibatkan 60 siswa dari sembilan kabupaten dan satu kota, yang berkompetisi dalam beragam kategori seperti puisi, cerpen, pidato, nyanyian rakyat, dan komedi tunggal.
Perwakilan Gubernur Papua, John Wicklif Tegai, menegaskan pentingnya bahasa ibu sebagai jati diri masyarakat Papua. “Bahasa adalah seni para leluhur kita. Tidak melestarikannya berarti mengabaikan warisan mereka. FTBI menghidupkan kembali semangat kebersamaan untuk menjaga bahasa daerah sebagai identitas budaya kita,” katanya.
Penampilan siswa seperti Jill Holly Gabrila Motty dari Kabupaten Sarmi dan Roman Ramandey dari Jayapura menjadi sorotan dalam festival ini. Jill menyentuh hati penonton dengan nyanyian rakyat berbahasa Sobei, sementara Roman memancing tawa lewat komedi tunggal yang membahas keseharian sekolah dengan bahasa Tobati.
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Maria Veronica Irene Herdjiono, menutup acara dengan mengapresiasi talenta muda Papua. “Tunas bahasa ibu ini adalah aset bangsa. Mereka tidak hanya perlu didukung, tetapi juga diberi ruang untuk terus berkembang,” ujarnya.
FTBI Papua 2024 berakhir dengan penghargaan bagi seluruh peserta, dan 30 siswa terbaik dipastikan akan berkompetisi di FTBI Tingkat Nasional 2025 di Jakarta. Ajang ini membuktikan bahwa semangat melestarikan bahasa daerah tetap hidup di tengah generasi muda Papua, mencerminkan komitmen bersama untuk menjaga keberlanjutan budaya lokal.