News and Blog

Fondasi Pengarsipan Musik yang Berkelanjutan dengan Irama Nusantara

WhatsApp Image 2023-10-17 at 10.30.09_d0365257
Berita

Fondasi Pengarsipan Musik yang Berkelanjutan dengan Irama Nusantara

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengecek pengarsipan musik yang dilakukan oleh Irama Nusantara. Irama Nusantara telah melakukan pengarsipan musik selama satu dekade. (Foto: Kemendikbudristek).

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Rangkaian acara Irama: Satu Dekade Irama Nusantara baru-baru ini menutup tirai dalam sebuah acara penutupan yang istimewa di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, pada Minggu (15/10/2023). Acara yang telah berlangsung selama sebulan penuh, mulai dari 16 September 2023, mencakup pameran arsip musik populer Indonesia era lampau, festival musik, konferensi arsiparis budaya populer, dan diskusi musik.

Konsep utama acara ini adalah untuk memperkenalkan kembali akar musik populer Indonesia dalam bentuk yang relevan dengan konteks seni yang ada saat ini. Acara ini ditutup dengan diskusi berjudul “Membentuk Wacana Kesejarahan Budaya Populer di Indonesia” yang menghadirkan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid. Dalam diskusi ini, Hilmar mengapresiasi upaya pengarsipan selama sepuluh tahun oleh Irama Nusantara, tetapi juga menekankan pentingnya membangun sistem pengarsipan yang berkelanjutan.

Hilmar mengingatkan bahwa tantangan dalam pengarsipan tidak hanya berhenti pada tahap pengumpulan materi arsip, melainkan juga mencakup kebutuhan untuk menciptakan sistem pengarsipan yang mampu berkelanjutan. “Perhatian dari pemerintah sangat bergantung pada upaya yang dilakukan oleh komunitas pengarsipan, dan bahwa keberlanjutan dalam pengarsipan adalah kunci,” ungkapnya.

Selama acara tersebut, ada pula diskusi yang membahas topik menarik terkait industri musik populer, seperti “Menjaga Arsip Lokananta di Masa Lalu, Kini dan Akan Datang”, “Festival Musik dan Penghadiran Kembali Musik Lawas Indonesia”, “Mengakses Ingatan Musikal Lewat Arsip Visual”, dan “Merekam Kota Lewat Musik.”

Selain itu, penutupan Rangkaian Irama: Satu Dekade Nusantara dirayakan dengan festival musik Irama Berdendang. White Shoes & The Couples Company (WSATCC), sebuah sekstet pop asal Jakarta, membuka acara dengan membawakan lagu-lagu lawas, termasuk “Aksi Kucing,” yang populer pada era 1950-an. Mereka juga mempersembahkan lagu-lagu daerah seperti “Lembe Lembe,” “Tjangkurileung,” dan “Tam Tam Buku,” yang merepresentasikan potret budaya populer dekade 1950-an dan 1960-an di Indonesia.

Selain WSATCC, penutupan Rangkaian Irama: Satu Dekade Irama Nusantara juga menampilkan sejumlah penampil lainnya, termasuk Batavia Collective yang berkolaborasi dengan Fariz RM, The Panturas, Endah N Rhesa, Bangkutaman, Nonaria, Louis Monique – Gallaby – Gusty Pratama, dan Mondo Gascaro. Mereka semua membawakan karya-karya musisi Indonesia dari masa lalu dengan pendekatan kreatif yang sesuai dengan zaman sekarang.

Irama Nusantara, sebuah yayasan nirlaba yang didirikan pada tahun 2013, telah menjadi motor pengarsipan digital musik populer Indonesia. Mereka telah berhasil mengarsipkan 7.870 rilisan hingga saat ini, yang berasal dari dekade 1920-an hingga 2000-an, serta berbagai media massa dan pustaka terkait industri musik populer Indonesia. Semua arsip musik dan pustaka yang mereka miliki dapat diakses melalui situs mereka di www.iramanusantara.org.