Festival Tunas Bahasa Ibu 2024: Langkah Nyata Pelestarian Bahasa Jawa di Yogyakarta
November 20, 2024 2024-11-20 15:27Festival Tunas Bahasa Ibu 2024: Langkah Nyata Pelestarian Bahasa Jawa di Yogyakarta

(Yogyakarta, Itjen Kemendikbudristek) — Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sukses menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 sebagai bentuk komitmen pelestarian bahasa dan sastra Jawa. Bertempat di Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949, Museum Benteng Vredeburg, acara ini dihadiri oleh 1.200 peserta yang mewakili masyarakat dalam Program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD).
Dengan mengusung tema “Ngundhuh Wohing Basa Jawa,” kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan bahasa Jawa sebagai penguat karakter bangsa sekaligus memperkuat kesadaran kolektif dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Tema ini juga menjadi simbol harapan akan keberlanjutan pemertahanan, pengembangan, dan pelestarian bahasa, sastra, serta aksara Jawa.
Kolaborasi Pelestarian Budaya
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menegaskan pentingnya pendekatan yang menyenangkan dalam pelestarian bahasa daerah. Ia menyoroti program RBD yang dirancang dengan berbagai lomba kreatif sebagai sarana mendekatkan generasi muda pada bahasa daerah. Selain itu, Hafidz juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung gerakan Bangga, Mahir, dan Maju dengan Bahasa Indonesia sebagai langkah sinergis menjaga bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dalam harmoni.
Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono, mengapresiasi FTBI sebagai upaya nyata melestarikan bahasa Jawa. “Bahasa Jawa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai identitas budaya yang menyatukan nilai-nilai luhur masyarakat Yogyakarta,” ujarnya. Ia berharap, program ini mampu menciptakan dampak berkelanjutan melalui pendidikan, inovasi, dan teknologi.
Rangkaian Kegiatan FTBI
FTBI 2024 diwarnai berbagai kegiatan menarik, seperti Lomba Maos Aksara Jawa, Lomba Musikalisasi Gurit, dan Kemah Cerkak. Para pemenang lomba dari jenjang SD hingga SMP mendapat penghargaan atas kreativitas dan kemampuannya. Selain itu, publikasi karya sastra berbahasa Jawa dari para peserta muda, bertajuk Kecil-Kecil Jago Nulis, turut diluncurkan sebagai bagian dari acara.
Penghargaan Bahasa dan Sastra juga menjadi sorotan, diberikan kepada tokoh, lembaga, dan karya sastra yang memiliki kontribusi nyata dalam pelestarian bahasa Jawa. Beberapa penerima penghargaan di antaranya adalah Djaka Lodhang sebagai media apresiasi sastra terbaik dan SMP Negeri 1 Turi sebagai sekolah pelestari bahasa Jawa terbaik.
Harapan Ke Depan
Sebagai puncak rangkaian Program RBD, FTBI diharapkan mampu menjadi momentum penting dalam menjaga keberlanjutan bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa. Pemerintah DIY melalui regulasi dan sinergi dengan Balai Bahasa DIY terus memperkuat komitmennya untuk melestarikan bahasa dan budaya daerah demi warisan budaya yang abadi bagi generasi mendatang.