Dorong Jalur Rempah jadi Warisan Budaya Dunia, Kemendikbudristek Gelar Susur Kultur
Januari 10, 2024 2024-01-10 15:26Dorong Jalur Rempah jadi Warisan Budaya Dunia, Kemendikbudristek Gelar Susur Kultur

(Depok, Itjen Kemendikbudristek) – Sebagai upaya konkret untuk mendorong Jalur Rempah menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, menyelenggarakan Susur Kultur dengan tema “Kembara Rempah Nusantara” di Makara Art Center Universitas Indonesia pada Kamis (21/12/2023).
Acara Susur Kultur ini menjadi ruang publikasi hasil kegiatan residensi Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah, yang telah dilaksanakan di Qatar dan India. Melibatkan enam peserta, tiga di Qatar dan tiga di India, kegiatan residensi ini memiliki tujuan utama untuk mengumpulkan data, melakukan penelitian, dan pengkajian terhadap naskah, manuskrip, objek, dan/atau tinggalan sejarah lainnya yang berpotensi menjadi sumber Jalur Rempah.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, dalam konferensi persnya menyatakan bahwa salah satu tantangan besar yang dihadapi pemerintah adalah minimnya kajian akademis terkait Jalur Rempah. Oleh karena itu, Susur Kultur diharapkan dapat menjadi sarana untuk mempublikasikan hasil residensi sebagai tambahan bahan untuk penelitian lebih lanjut terkait Jalur Rempah.
“Tantangan terbesar dalam kesiapan Indonesia untuk menominasikan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia adalah perlunya kajian akademis mulai dari penguatan narasi hingga penyusunan rencana pengelolaan Jalur Rempah yang logis dan konkret,” ujar Hilmar.
Lebih lanjut, Hilmar berharap bahwa penetapan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2024 akan memotivasi masyarakat untuk menjadikan kebudayaan sebagai pondasi utama pembangunan. Hal ini diharapkan tidak hanya berdampak pada berbagai lokasi terkait Jalur Rempah di Indonesia tetapi juga meluas ke wilayah-wilayah lainnya, bahkan di luar negeri.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan, menambahkan bahwa Susur Kultur bukan hanya sebagai forum publikasi hasil riset, tetapi juga sebagai ruang diskusi dan pertukaran pandangan untuk memperkaya temuan di lapangan.
“Selama masa residensi, peserta melakukan pencarian, penelitian, dan pengkajian terhadap naskah, manuskrip, objek, dan/atau tinggalan sejarah lainnya yang dinilai memiliki potensi sebagai sumber Jalur Rempah. Setelah masa residensi selesai, para peserta melaksanakan publikasi preliminary research findings di masing-masing negara dan melakukan publikasi ketika kembali ke Indonesia,” ungkap Restu.
Program Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah yang telah berlangsung sejak tahun 2020 hingga 2023 berhasil mengidentifikasi 150 Cagar Budaya yang diduga berkaitan dengan Jalur Rempah di 67 kabupaten/kota pada 32 provinsi di Indonesia. Hasil penelusuran ini menunjukkan potensi besar Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia.
Dukungan penuh untuk program ini juga datang dari berbagai lembaga mitra di negara tujuan residensi, seperti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Doha & New Delhi, National Museum of Qatar (NMoQ), Qatar National Library (QNL), Year of Culture (YoC), Heritage Society, dan lainnya.