“Dana Indonesiana”, Upaya Pemajuan Kebudayaan Dari Kemdikbudristek
Maret 25, 2022 2022-03-25 9:31“Dana Indonesiana”, Upaya Pemajuan Kebudayaan Dari Kemdikbudristek
Jakarta, (Itjen Kemdikbudristek) – Imbas pandemi Covid-19, banyak kegiatan budaya terhenti begitu pula ruang pameran kebudayaan tidak bisa beroperasi. Kondisi tersebut berdampak pada kondisi ekonomi dan kreativitas pelaku budaya, yang nantinya akan menghambat pemajuan kebudayaan Indonesia. Menyikapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersama kementerian keuangan (Kemenkeu) meluncurkan Dana abadi kebudayaan yang dinamakan “Dana Indonesiana” melalui episode ke – 18 Merdeka Belajar: “Merdeka Berbudaya dengan Dana Indonesiana”, Rabu (23/03).

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam kesempatan ini, mengatakan bahwa dengan adanya Dana Indonesiana dapat membantu pemulihan kegiatan pemajuan kebudayaan yang terdampak pandemi.
“Dengan Dana Indonesiana, pemerintah berupaya untuk hadir dan bergerak bersama masyarakat untuk memulihkan kebudayaan dari situasi pandemi dan mendorong pemajuan kebudayaan dengan dukungan dana abadi yang sifatnya lebih stabil dan berkelanjutan,” ujar Mendikbudristek.
Mendikbudristek menegaskan bahwa kegiatan ekspresi budaya membutuhkan persiapan yang panjang. “Pelaksanaan yang lintas satu tahun sangat sulit merencanakan hanya pas dalam satu tahun. Jadi kita membutuhkan satu sarana anggaran yang lintas tahun,” lanjutnya.
Dalam pemaparannya, Mendikbudristek menjelaskan bahwa kegiatan pemajuan kebudayaan yang sejatinya bersifat dinamis dan lintas tahun. Menurutnya bekerja sama dengan Kemenkeu melalui Dana Indonesia menghadirkan sistem pemanfaatan anggaran negara fleksibel untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekspresi budaya.
“Melalui Dana Indonesiana kita menghadirkan sistem pemanfaatan anggaran negara yang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan ekspresi budaya yang sejatinya bersifat eksperimentatif, spontan, dan berjalan lintas tahun,” ucapnya.
Mendikbudristek menegaskan ada dua poin kunci yang memungkinkan pemajuan kebudayaan dapat berlangsung secara stabil dan berkelanjutan melalui Dana Indonesiana.
“Pertama, Dana Indonesiana tidak akan pernah digunakan untuk kebutuhan lain di samping bidang kebudayaan dan akan diinvestasikan selamanya. Dengan skema dana abadi, Dana Indonesiana hanya dapat meningkat, tidak akan pernah berkurang, dan mengurangi dampak fluktuatif dari anggaran negara untuk sektor kebudayaan,” jelasnya.
Kedua, lanjut Mendikbudristek, Dana Indonesiana dirancang khusus untuk sektor kebudayaan, sehingga hasil pengembangan Dana Indonesiana bisa digunakan oleh para pelaku budaya dengan lebih fleksibel dan lintas tahun.
“Standar biayanya pun akan lebih sesuai dengan kebutuhan kegiatan dan pelaku budaya,” lanjutnya.
Adapun empat spektrum dukungan yang terwadahi oleh Dana Indonesia yang disampaikan oleh menteri Nadiem. Pertama, dukungan pada organisasi, lembaga, dan ruang budaya secara berkelanjutan. Kedua, dukungan pada produksi dan distribusi karya seni. Ketiga, dukungan terhadap karya karya terbaik Indonesia untuk berkiprah di panggung internasional. Keempat, dukungan untuk kerja – kerja riset dan kajian yang bermanfaat untuk pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya.
“Jika seluruh aspek budaya ini membaik secara signifikan, maka identitas budaya dan ketahanan budaya kita akan semakin kuat. Nilai-nilai kebudayaan pun kemudian akan berdampak besar pada kohesi sosial masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Di akhir sebelum menutup pemaparannya, Mendikbudristek menekankan semangat gotong royong dan kolaborasi dari Dana Indonesiana sebagai bagian dari upaya pemajuan kebudayaan. Menteri Nadiem menyebutkan, selain lembaga pemerintah, yakni Kemendikbudristek, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Dewan Pengarah Program dan Komite Seleksi Substansi, yang terdiri dari para ahli di bidang kebudayaan, seniman, dan penggerak masyarakat bidang kebudayaan.
“Para pemangku kepentingan bidang kebudayaan ini tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi berperan penting dalam perancangan sistem pengelolaan Dana Indonesiana,” tegasnya.