News and Blog

Cara Mencegah Intoleransi dalam Dunia Pendidikan

ikram.foto_2023.21 (1)
Artikel

Cara Mencegah Intoleransi dalam Dunia Pendidikan

Intoleransi dalam dunia pendidikan adalah masalah yang sering terjadi di Indonesia. Intoleransi bahkan menjadi satu dari tiga dosa besar dalam dunia pendidikan, bersanding dengan perundungan dan kekerasan seksual. Intoleransi dapat terjadi antara siswa dengan siswa lainnya, antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru, atau antara sekolah dengan sekolah lainnya. Intoleransi dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti rasisme, seksisme, diskriminasi agama, atau diskriminasi lainnya. Intoleransi dapat memiliki dampak yang buruk pada lingkungan belajar, kesehatan mental siswa, dan pencapaian akademik mereka. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjalankan strategi untuk pencegahan hal ini, di antaranya membuat dan menayangkan konten edukasi pencegahan di media sosial, pemberdayaan ekosistem pendidikan dengan menggunakan strategi pelatihan modul bagi guru-guru dalam Modul Wawasan Kebinekaan Global, dan kolaborasi bersama beberapa organisasi kemasyarakatan dalam upaya kampanye pencegahan.

Itjen Kemendikbudristek sebagai unit kerja yang ditugaskan menangani 3 dosa besar di dunia pendidikan mengadakan pengembangan kompetensi auditornya dalam penanganan kasus. (Foto: Kemendikbudristek).

Namun tentu saja, pencegahan intoleransi membutuhkan kerja sama banyak pihak, termasuk orang tua dan pihak sekolah. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik penting untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah intoleransi dalam dunia pendidikan.

Salah satu cara untuk mencegah intoleransi adalah dengan meningkatkan pemahaman siswa tentang keragaman budaya, agama, dan latar belakang. Sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan siswa dari berbagai latar belakang dan budaya. Hal ini dapat membantu siswa memahami perbedaan dan kesamaan mereka dengan yang lain. Selain itu, guru dapat menggunakan materi ajar yang beragam dan inklusif dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat melihat keterlibatan mereka dalam materi dan merasa dihargai dalam proses belajar.

Selain itu, penting untuk mendorong dialog terbuka dan penghormatan antara siswa dan guru. Sekolah dapat menyediakan forum untuk siswa dan guru untuk berbicara tentang isu-isu yang mungkin sulit untuk dibahas di luar kelas. Guru dapat menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman berbicara tentang perasaan mereka dan mempertanyakan sesuatu yang mereka tidak mengerti tanpa rasa takut atau malu.

Pendidikan tentang hak asasi manusia dan etika juga dapat membantu mencegah intoleransi. Sekolah dapat memberikan pelajaran tentang hak asasi manusia, termasuk hak individu untuk bebas dari diskriminasi. Hal ini dapat membantu siswa memahami pentingnya penghormatan dan kesetaraan dalam lingkungan belajar. Pendidikan etika juga dapat membantu siswa memahami nilai-nilai moral yang penting, seperti kejujuran, integritas, dan empati.

Terakhir, penting untuk menegakkan kebijakan dan prosedur yang jelas dan konsisten terkait intoleransi di sekolah. Sekolah harus memiliki aturan yang jelas dan ditegakkan secara adil untuk mencegah diskriminasi dan intoleransi. Guru dan staf sekolah juga harus mendapat pelatihan tentang cara mengatasi situasi yang melibatkan intoleransi dan memastikan bahwa tindakan mereka konsisten dengan nilai-nilai sekolah dan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, sekolah bisa mengikutkan guru-gurunya dalam kegiatan Modul Wawasan Kebinekaan Global.

Mencegah intoleransi di dunia pendidikan  membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk siswa, guru, staf sekolah, dan pihak berwenang. Penting untuk memperkuat keragaman dan penghormatan di lingkungan belajar agar semua siswa dapat merasa dihargai dan terlibat dalam proses belajar. Dengan mengambil tindakan yang tepat dan terus-menerus mengawasi perilaku intoleran, kita dapat mencegah hal tersebut terjadi dan berulang.