BERISIK Soal Kebinekaan di Makassar Tahun 2024: Mengajak Generasi Muda untuk Menjunjung Tinggi Kebinekaan
Februari 7, 2025 2025-02-07 13:32BERISIK Soal Kebinekaan di Makassar Tahun 2024: Mengajak Generasi Muda untuk Menjunjung Tinggi Kebinekaan

BERISIK Soal Kebinekaan di Makassar Tahun 2024: Mengajak Generasi Muda untuk Menjunjung Tinggi Kebinekaan
Makassar, Itjen Kemendikbudristek) — BERISIK soal Kebinekaan Tahun 2024 kembali hadir di Kota Makassar dengan segudang kegiatan kreatif dan inspiratif, Jumat (20/09/2024). Acara yang diinisiasi oleh Inspektorat Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Itjen Kemendikbudristek) ini berlangsung di Hotel Novotel Grand Shayla. Empat pembicara terkemuka di bidangnya, yaitu Ibu Chatarina Muliana, Habib Husein Ja’far Al Hadar, Bhante Dhirapuñño, dan Winona Araminta.
Dimulai pukul 14.00 WITA, kegiatan ini diikuti sebanyak 98 peserta yang berpartisipasi dalam aktivitas seru, seperti membuat gelang beads dan melukis tote bag. Daya tarik lain berupa photo booth dan video booth 360 menjadi favorit peserta untuk mengabadikan momen mereka. Setiap peserta juga menerima kaos bertuliskan “Merdeka Belajar” dan tas punggung.
Jargon pemenang dalam acara ini adalah karya Sadly Sukri dari Universitas Hasanuddin, dengan kalimat “BERISIK MAKASSAR 2024! SIPAKATAU, SIPAKALEBBI, EWAKOO!” Jargon ini mengandung nilai budaya Bugis-Makassar, sipakatau berarti “saling memanusiakan”, sipakalebbi berarti “saling menghargai”, dan ewako sering digunakan sebagai slogan penyemangat oleh masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya suku Bugis dan Makassar.

Sesi yang paling dinanti dimulai pukul 16.00 WITA. Para pembicara hadir di panggung untuk membagikan pengalaman serta pandangan mereka tentang kebinekaan. Diskusi ini membahas toleransi dan pentingnya menghargai keberagaman dalam kehidupan sehari-hari. Chatarina menghadirkan sudut pandang yang kaya akan pemahaman.
Bhante dengan gaya permainan kata yang khas, mengingatkan pentingnya persatuan walaupun ada perbedaan. Habib menyentuh hati dengan menegaskan bahwa kebaikan dan hikmah bisa ditemukan di mana saja, serta bagaimana perbedaan justru bisa saling memperkuat. Winona memikat peserta dengan refleksi mendalam, mengujarkan bahwa ketakutan terhadap perbedaan seringkali muncul karena kita telah kehilangan kepolosan.

Sebagai penutup, para pembicara memberikan closing statement yang menginspirasi. Bhante mengingatkan kita bahwa, “Teruslah berjuang karena segala sesuatu itu perlu diperjuangkan. Setiap saat setiap hari penuhilah pikiran dengan hal-hal yang positif sehingga tak ada ruang lagi pikiran negatif itu. Dalam menyampaikan toleransi, ingatlah sebaik-baiknya manusia adalah yang memanusiakan manusia lainnya dan manusia yang berguna bagi manusia lainnya. Bukan memanfaatkan manusia lainnya untuk kita bertahan hidup.”
Winona menambahkan, “Bineka itu adalah proses dan prosesnya itu adalah untuk setiap orang Indonesia. Berarti kalian-kalian semua termasuk dalam bineka itu dan aku pikir setelah acara ini, kalian bisa sadar bahwa proses Indonesia jadi negara yang penuh toleransi itu ada di kalian.” Habib Ja’far mengingatkan prinsip dasar toleransi, “Bagimu agamamu, bagiku agamaku, namun kau tetap saudaraku.” Chatarina menekankan bahwa keberagaman adalah anugerah yang memperkaya bangsa Indonesia dan harus dijaga dengan penuh cinta.

Acara diakhiri dengan momen kebersamaan melalui sesi foto yang diwarnai dengan semangat persatuan yang kental. Para mahasiswa hadir dengan penuh antusias, siap membawa nilai-nilai keberagaman dalam setiap langkah mereka ke depan. BERISIK 2024 di Makassar memberikan pengalaman yang berkesan, membangun semangat untuk terus menjaga toleransi dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.