News and Blog

BERISIK soal Kebinekaan 2024: Semangat Kebinekaan yang Membara di Kota Palembang

21 berita berisik palembang-3
Berita

BERISIK soal Kebinekaan 2024: Semangat Kebinekaan yang Membara di Kota Palembang

(Palembang, Itjen Kemendikbudristek) — Suasana meriah saat Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Itjen Kemendikbudristek) sukses menggelar acara BERISIK 2024 di Hotel Novotel, Jumat (30/08/2024) di Kota Palembang. Melalui talkshow inspiratif dengan kehadiran empat tokoh terkemuka, yaitu Ibu Chatarina Muliana, Habib Husein Ja’far Al Hadar, Bhante Dhirapuñño, dan Mamat Alkatiri.

Sebanyak 94 peserta memadati ruangan terbuka dengan suasana meriah. Dimulai pukul 14.00 WIB, para peserta berkesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan kreatif, mulai dari merangkai gelang beads, melukis tote bag, hingga sketsa wajah. Tidak hanya itu, setiap peserta juga menerima kaos hitam bertuliskan “Merdeka Belajar” dan backpack.

Beberapa Peserta sedang Melukis Tote Bag, Jumat (30/08/2024). (Foto: Inspektorat Jenderal)

Momen yang paling dinantikan tiba saat pengumuman pemenang lomba. Ada tiga pemenang untuk jargon, tiga pemenang untuk melukis totebag, dan dua penanya terbaik yang dipilih langsung oleh Habib Ja’far dan Bhante Dhirapuñño.

Jargon “BERISIK PALEMBANG 2024! Begesahnyo ladas nian. Wong kito? Menghargoi sesamo, bedulur galo” diusung oleh Nadhira Syakira Kilimanjaro dari Politeknik Negeri Sriwijaya yang menunjukkan kebanggaan orang Palembang akan identitas mereka dengan saling menghargai dan mempererat persaudaraan.

Nadhira, Pemenang Lomba Jargon, Menyerukan Jargon Berisik Palembang 2024, Diikuti oleh Semua Peserta, Jumat (30/08/2024). (Foto: Inspektorat Jenderal)

Sekitar pukul 16.00 WIB, suasana semakin hidup dengan kehadiran para pembicara. Mereka memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya kebinekaan dalam kehidupan sehari-hari dengan gayanya masing-masing. Chatarina Muliana mengedepankan perspektif yang mendalam dan penuh pemahaman. Habib Ja’far menyampaikan pandangannya dengan kebijaksanaan dan penuh inspirasi. Bhante Dhirapuñño menggunakan kata-kata bijak yang memotivasi dan memberikan pencerahan. Sementara itu, Mamat menggabungkan wawasan yang tajam dengan sentuhan humor yang membuat pembicaraannya lebih hidup.

Keempat Pembicara Membagikan Wawasan dan Pengalaman tentang Kebinekaan, Jumat (30/08/2024). (Foto: Inspektorat Jenderal)

Dalam sesi penutup, keempat pembicara memberikan closing statement. Habib Ja’far mengingatkan, “Manusia diciptakan dengan cinta oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, sedangkan kebencian bukanlah bibit yang telah ditanam oleh Tuhan. Radikalisme dan intoleransi muncul karena diamnya orang-orang yang toleran. Maka, jadilah duta toleransi di kampung, kampus, dan utamanya di media sosial.”

Bhante menekankan bahwa, “Kedamaian dan keharmonisan bisa terwujud apabila akarnya adalah menghargai sebuah kehidupan. Penuhi pikiran dengan cinta kasih, jangan sekali-kali masukkan kebencian. Toleransi mungkin berat, tapi bukan berarti tidak bisa. Hidup ini penuh tantangan dan rintangan. Jadi, sebagai manusia tidak hanya berkembang biak, tetapi juga harus berkembang baik.”

“Mengenal satu sama lain, itu kata kunci untuk menghindari kebencian. Homogen menyebabkan intoleransi karena kita tidak mengenal orang di luar kelompok kita. Semakin sering dan semakin banyak kita mengenal orang lain, semakin hilang rasa takut atau curiga,” ujar Mamat dalam memberikan solusi dalam intoleransi.

Chatarina menegaskan kembali pandangannya, “Makna kebinekaan harus kita pandang sebagai suatu rahmat, berkah, dan berkat yang Tuhan berikan. Jadi, jangan dipertentangkan atau dianggap sesuatu yang salah. Kalau kita sudah melihat bahwa memahami perbedaan itu adalah suatu bentuk karunia maka kita pasti tidak akan mempertentangkan itu. Jadi, memang tidak ada mayoritas dan minoritas. Semua manusia yang ada di hadapan kita harus dicintai seperti kita mencintai diri kita sendiri.”

Penutupan dengan Foto Bersama antara Pembicara dan Seluruh Peserta, Jumat (30/08/2024). (Foto: Inspektorat Jenderal)

Acara ditutup dengan sesi foto bersama, wawancara eksklusif, dan video singkat yang menampilkan para peserta menyuarakan jargon. Acara ini diakhiri dengan penuh keceriaan dan semangat, menandakan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kebinekaan dan kebersamaan yang sudah lama tertanam dalam budaya Indonesia. BERISIK 2024 tidak hanya menjadi sebuah perayaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat persatuan di tengah keberagaman.