BERISIK soal Kebinekaan 2024: Kebinekaan dengan Aksi Nyata di Kota Mataram
Februari 7, 2025 2025-02-07 13:30BERISIK soal Kebinekaan 2024: Kebinekaan dengan Aksi Nyata di Kota Mataram
(Mataram, Itjen Kemendikbudristek) — BERISIK, program tahunan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Itjen Kemendikbudristek) kembali hadir pada tahun 2024 dengan tajuk “Berbincang Asik (Berisik) soal Kebinekaan”. Di Kota Mataram, Berisik soal Kebinekaan Tahun 2024 berbagai kegiatan menarik yang mampu menarik perhatian peserta, Jumat (06/09/2024). Acara ini mengusung talkshow yang penuh inspirasi dengan menghadirkan empat narasumber, yaitu Julians Andarsa menggantikan Ibu Chatarina Muliana, Habib Husein Ja’far Al Hadar, Ayu Kartika Dewi, dan Winona Araminta.
Berlokasi di Hotel Lombok Astoria yang dihiasi dengan suasana outdoor meriah dilengkapi dengan photo booth dan video booth 360 yang siap menangkap momen bersama. Dimulai pukul 14.00 WITA, peserta menikmati berbagai aktivitas menarik, seperti membuat gelang beads dan melukis tote bag.
Peserta yang hadir sebanyak 98 orang masing-masing mendapatkan beberapa suvenir menarik berupa kaos hitam bertuliskan “Merdeka Belajar” dan backpack. Tidak hanya itu, acara ini semakin meriah dengan adanya kompetisi jargon dan lomba melukis tote bag yang menghadirkan para pemenang.
Jargon yang terpilih dalam acara ini adalah hasil karya Rohimatul Aini dari Universitas Islam Negeri Mataram, dengan kalimat “BERISIK MATARAM 2024! Ngobrol seru, meski beda tetap satu! Mataram Beraksi? Beragam kita, kuat aksi!” Kalimat ini mengajak peserta untuk terlibat dalam diskusi seru dengan semangat kebersamaan yang mencerminkan persatuan dalam kebinekaan di Mataram. Selain itu, hal ini juga menegaskan bahwa keberagaman memperkuat kita dan mendorong semua pihak untuk bersama-sama beraksi mencapai tujuan walaupun berbeda latar belakang.

Puncak acara dimulai pukul 16.00 WITA, saat keempat pembicara tampil menyampaikan gagasan dan pengalaman mereka tentang toleransi dan kebinekaan. Julian Andarsa yang menginspirasi para peserta untuk melihat keberagaman sebagai kekuatan bangsa dengan penjelasan yang penuh semangat dan positif. Habib Ja’far berbicara dengan penuh keyakinan mengenai besarnya dampak intoleransi yang dapat memengaruhi orang lain. Winona yang menyentuh hati dengan membagikan kisah pribadinya dalam menghadapi intoleransi semasa sekolah dengan cara penuh empati. Ayu berbagi pengalaman kebinekaannya di masyarakat dengan cara reflektif.

Dalam salah satu refleksinya, Winona menyampaikan “Walau nggak nyaman, tapi kan kalian berasal dari warga multikultural. Tapi, menariknya itu dia ada perasaan itu dan ingin ngomong kok kenapa hal itu terjadi. Itu suatu hal yang lumrah. Suatu ketidaknyamanan itu selalu akan ada. Yang paling menghargai saudara kita itu pilihan kita sebagai orang Indonesia.”
Acara ini ditutup dengan closing statement yang penuh makna. Ayu Kartika Dewi menegaskan bahwa, “Jangan diam ketika ada intoleransi, kalau bisa kalian cegah, kalau tidak bisa, lindungi orang yang sedang mengalami diskriminasi, persekusi, dan intoleransi.”
Pak Julians Andarsa juga menambahkan, “Mahasiswa-mahasiswi ini adalah masa depan kita semua. Suatu saat nanti, teman-teman yang akan menggantikan kita semua di sini. Menjadi stafsus presiden, influencer, atau PNS. Oleh karena itu, selalu ingat bahwa kita adalah beragam. Pupuk dan rawat terus keberagaman karena inilah kekuatan kita.”
Habib Ja’far mengakhiri sesi acara dengan menyampaikan perspektif agama bahwasanya, “Kalau kalian ingin menjadi orang yang beragama, apapun agamanya seutuhnya maka jadilah orang yang pro kepada toleransi dan tidak tinggal diam kepada intoleransi. Niscaya kalian akan bahagia di dunia sebagai orang Indonesia dan akan mendapatkan keselamatan di akhirat. Karena itu visi utama semua agama.”

Momen kebersamaan para peserta dan pembicara diakhiri dengan sesi dokumentasi. Foto bersama menjadi simbol pengingat akan semangat kebinekaan yang terus digaungkan, sekaligus memotivasi para mahasiswa untuk membawa nilai-nilai toleransi ke masa depan.