News and Blog

Asesmen Awal Pembelajaran: Ciptakan Pembelajaran Bermakna dan Berkualitas

WhatsApp Image 2022-07-05 at 4.33.06 PM
BeritaUmum

Asesmen Awal Pembelajaran: Ciptakan Pembelajaran Bermakna dan Berkualitas

Jakarta, (Itjen Kemendikbudristek) –  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan webinar Sapa GTK episode ke-6, Jumat (1/7), yang mengangkat tema “Ciptakan Pembelajaran Bermakna dan Berkualitas Melalui Asesmen Awal dan Pembelajaran Terdiferensiasi”. Sebagai tenaga pendidik, wajib hukumnya memahami kompetensi peserta didik sebelum mengawali pembelajaran. Hal ini untuk memudahkan penentuan metode ajar yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

Webinar Sapa-GTK ke 6 mengangkat tema “Ciptakan Pembelajaran Bermakna dan Berkualitas Melalui Asesmen Awal dan Pembelajaran Terdiferensiasi”, pada Jumat (01/07). (Tangkap Layar: Webinar).

Tema ini mengupas langkah-langkah asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi agar tenaga pendidik memiliki informasi awal dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara tepat.

Pada prinsipnya, sekolah diberi kebebasan dalam memilih dan menerapkan kurikulum di sekolah.  Untuk memudahkan hal ini, Kemendikbudristek telah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya sebelum menggunakan Kurikulum Merdeka, demikian disampaikan  Direktur Jenderal (Dirjen) GTK, Iwan Syahril.

“Terdapat tiga pilihan jalur sesuai dengan kondisi dan situasi setiap satuan pendidikan. Jalur pertama, yaitu Mandiri Belajar. Pilihan Mandiri Belajar memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka pada beberapa bagian sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10,” terang Iwan.

Jalur kedua yang dapat dipilih, lanjut Iwan, adalah Mandiri Berubah. Pilihan ini memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Sedangkan jalur ketiga adalah Mandiri Berbagi di mana satuan pendidikan diberikan keleluasaan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

“Terdapat dua tahapan penting yang harus dilakukan sebelum para guru mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran di kelas. Pertama yaitu penerapan asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi.  Dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran, guru dapat mengumpulkan dan mengolah informasi untuk kemudian mengelompokkan para siswa berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang serupa,” lanjutnya.

Iwan kembali melanjutkan, setelah mengetahui data dan kondisi para murid, guru dapat memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran tersebut, bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya. Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki peserta didik dan menelusuri kemajuannya.