News and Blog

Literasi dalam Kebinekaan: Pesan Kongres Bahasa Indonesia XII untuk Kemajuan Bangsa

WhatsApp Image 2023-10-07 at 10.13.45
Berita

Literasi dalam Kebinekaan: Pesan Kongres Bahasa Indonesia XII untuk Kemajuan Bangsa

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Kongres Bahasa Indonesia (KBI) akan segera digelar pada bulan Oktober 2023 dengan tema relevan, yaitu “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa.” Acara KBI XII ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang setara bagi semua warga negara Indonesia dalam meningkatkan literasi bahasa, sebuah langkah penting dalam upaya mencapai kemajuan bersama.

Dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang berlangsung pada Kamis (5/10/2023), Ketua Pelaksana KBI XII, Dora Amalia, mengungkapkan semangat di balik tema ini. Dia menyatakan, “Kita ingin memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam memperkuat literasi bahasa untuk kemajuan bangsa kita.”

Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang berlangsung pada Kamis (5/10/2023), membahas tentang Kongres Bahasa Indonesia XII. (Foto: Kemendikbudristek).
Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang berlangsung pada Kamis (5/10/2023), membahas tentang Kongres Bahasa Indonesia XII. (Foto: Kemendikbudristek).

Indonesia, dengan beragamnya bahasa dan dialek yang ada, menjadikan bahasa sebagai pilar penting dalam membangun identitas nasional. Kongres ini, yang diadakan setiap beberapa tahun sekali, menjadi sebuah wadah penting untuk merawat, mengembangkan, dan mempromosikan bahasa Indonesia sebagai modal utama dalam kemajuan negara.

KBI XII tidak hanya menjadi tempat berbicara tentang bahasa, tetapi juga tentang penghargaan terhadap keberagaman bahasa dan budaya di Indonesia. Acara ini menampilkan tiga narasumber utama, masing-masing membawa perspektif unik terkait literasi bahasa.

Susi Budiwati, Kepala Sekolah SMPN 11 Cimahi dan Sekretaris Umum Perkumpulan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPBDI), menyoroti pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia. Ia juga membagikan inisiatif Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang mendukung literasi bahasa daerah.

“Bahasa daerah adalah harta karun budaya kita. Kita harus merawatnya agar kekayaan budaya Indonesia tetap hidup,” ungkap Susi.

Priyantono Oemar, Asisten Redaktur Pelaksana Republika, menegaskan betapa pentingnya penggunaan bahasa daerah dalam bahasa Indonesia dan mendukung praktik terbaik dalam literasi bahasa. Dia berbicara dengan semangat tentang bagaimana bahasa Indonesia muncul sebagai bahasa persatuan dan perlawanan, yang harus dipertahankan dan diperjuangkan.

Liliana Muliastuti, Ketua APPBIPA (Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing), berbicara tentang pentingnya memperkuat literasi bahasa Indonesia bagi penutur asing dan menjalankan visi dan misi untuk mempromosikan budaya Indonesia. APPBIPA telah aktif dalam penyusunan silabus dan materi ajar yang mencakup budaya dan konten lokal dari seluruh Indonesia.

Dalam pembahasan program KBI XII, Dora Amalia menjelaskan berbagai inisiatif, termasuk pra-kongres, penggunaan media sosial untuk promosi, partisipasi daring dan langsung, serta kelas mahir. Melalui inisiatif ini, KBI XII berupaya untuk melibatkan berbagai pihak dalam memperkuat literasi bahasa.

Selama pelaksanaan KBI XII, akan ada kesempatan bagi 1.000 peserta untuk berpartisipasi secara daring melalui aplikasi Zoom, dan 500 peserta lainnya untuk berpartisipasi secara langsung. KBI XII juga akan menyelenggarakan berbagai kelas mahir dalam berbagai bidang.

Dora Amalia juga memperkenalkan aplikasi baru yang disebut “Halo Bahasa” dari Badan Bahasa. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur dan informasi tentang bahasa Indonesia, serta memungkinkan pengguna untuk melaporkan penggunaan bahasa yang kurang tepat.

KBI XII adalah momentum penting dalam memperkuat literasi bangsa Indonesia pada tahun 2023. Dora mengajak semua pihak untuk bersama-sama sukseskan Kongres Bahasa Indonesia XII dan mengikuti prinsip “Trigatra Bangun Bahasa,” yang mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.