News and Blog

Buku “Bangkit Lebih Kuat” Gambarkan Upaya Pemulihan Pembelajaran di Indonesia

WhatsApp Image 2023-09-27 at 10.24.50
Berita

Buku “Bangkit Lebih Kuat” Gambarkan Upaya Pemulihan Pembelajaran di Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim bersama Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Stephen Scott, memegang Buku “Bangkit Lebih Kuat”. Pemerintah Australia melalui INOVASI banyak memberikan dukungan pada usaha pemulihan belajar pasca pandemi di Indonesia. (Foto: Kemendikbudristek).

(Jakarta, Itjen Kemendikbudristek) – Hasil penelitian dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), telah mengungkap adanya tanda-tanda pemulihan dalam sistem pembelajaran di Indonesia.

Sejak tahun 2016, Program INOVASI, yang merupakan inisiatif gabungan pemerintah Indonesia dan Australia, telah aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar, terutama dalam bidang literasi dan numerasi. INOVASI telah bermitra dengan empat provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Utara, dalam usahanya untuk meningkatkan pendidikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama periode 2020-2023, Indonesia menunjukkan perkembangan positif dalam memperbaiki sistem pembelajaran. Meskipun menghadapi krisis pembelajaran yang diperparah oleh pandemi COVID-19, pendidikan di Indonesia mulai pulih. Temuan ini disajikan dalam buku berjudul “Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran,” yang resmi diluncurkan di Jakarta, pada Selasa (26/09/2023).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menjelaskan bahwa kolaborasi adalah salah satu kunci utama dalam kesuksesan program Merdeka Belajar. Merdeka Belajar, sejak awal, telah dirancang sebagai gerakan yang melibatkan semua segmen masyarakat untuk berpartisipasi dalam transformasi pendidikan. Menteri Nadiem menekankan pentingnya peran pemerintah Australia melalui Program INOVASI dalam mendukung transformasi pendidikan di Indonesia. “Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah Australia melalui program INOVASI. Kemitraan ini adalah wujud konkret kolaborasi untuk menghadirkan transformasi di bidang pendidikan,” jelasnya.

Menurut Mendikbudristek, Merdeka Belajar adalah usaha sistemik untuk mengatasi krisis pembelajaran yang telah berlangsung lama dan semakin diperparah oleh pandemi. Pandemi sebenarnya memberikan peluang untuk mempercepat pendidikan dengan memberikan kebebasan kepada guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Acara peluncuran buku “Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran” dihadiri oleh Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Stephen Scott, yang menyatakan komitmen Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

“Pemerintah Australia berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa semua anak Indonesia memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas,” ujarnya.

Kepala BSKAP, Anindito Aditomo, melaporkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya penurunan hasil belajar peserta didik setelah satu tahun pandemi COVID-19, dengan setara enam bulan untuk literasi dan lima bulan untuk numerasi. Berbagai inovasi dalam program Merdeka Belajar, termasuk Kurikulum Merdeka, dihadirkan sebagai respons terhadap tantangan tersebut. Kurikulum ini dikenal lebih fleksibel dan menekankan pada kemampuan dasar esensial seperti literasi dan numerasi.

Menurut Kepala BSKAP, buku “Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran” merangkum hasil penelitian yang tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga relevan bagi Kemendikbudristek dalam pengambilan kebijakan pendidikan. “Buku ini istimewa karena menggambarkan dampak pandemi secara jangka panjang serta upaya pemulihannya, sekaligus memvalidasi pentingnya program Merdeka Belajar,” tuturnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemendikbudristek dan INOVASI selama tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka berhasil mempercepat pemulihan pembelajaran setara dua bulan pembelajaran. Ini terjadi karena Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Kurikulum ini juga menekankan pendekatan pembelajaran yang holistik, termasuk asesmen diagnostik, pembelajaran yang disesuaikan, dan penyederhanaan materi dengan fokus pada kemampuan dasar seperti literasi dan numerasi.

Anindito menekankan bahwa transformasi pendidikan memerlukan kerja sama dan waktu dari semua pihak yang bekerja bersama secara sinergis. Kurikulum Merdeka memberikan ruang inovasi bagi pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk merancang program sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal.

Lebih lanjut, Kepala BSKAP memberikan contoh tentang penggunaan Rapor Pendidikan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai bentuk kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, kerja sama yang baik juga terjalin antara dinas pendidikan/sekolah dengan berbagai pihak, termasuk Taman Baca Masyarakat (TBM), Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), mitra pembangunan, dan sektor swasta.

Pada sesi diskusi bersama Mendikbudristek, Bupati Bulungan, Kalimantan Utara, Syarwani, mengungkapkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka tidak hanya membantu pemulihan pembelajaran tetapi juga mendukung pengembangan sumber daya manusia yang siap berkontribusi dalam pembangunan daerah. Dengan karakteristik Kurikulum Merdeka, mereka dapat memperkuat kompetensi literasi, numerasi, dan karakter siswa, yang merupakan dasar keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Selanjutnya, Stacia Alessandra Nau, seorang Guru SD Inpres Rata di Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT, menyampaikan dukungannya terhadap penerapan Kurikulum Merdeka sebagai solusi atas kehilangan pembelajaran akibat pandemi. Ia menekankan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada pendidik untuk memilih pembelajaran yang relevan bagi setiap siswa, dan ini telah membantu dalam mengatasi tantangan pembelajaran selama pandemi.