Pimpin Transformasi Pendidikan Tinggi ASEAN, Indonesia Dorong Pendidikan Kewarganegaraan Global di AHEC 2023
Agustus 26, 2023 2023-08-26 13:03Pimpin Transformasi Pendidikan Tinggi ASEAN, Indonesia Dorong Pendidikan Kewarganegaraan Global di AHEC 2023

Pimpin Transformasi Pendidikan Tinggi ASEAN, Indonesia Dorong Pendidikan Kewarganegaraan Global di AHEC 2023

(Bandung, Itjen Kemendikbudristek) — Di bawah kepemimpinan Indonesia untuk ASEAN 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Majelis Rektor Universitas Negeri Indonesia (MRPTNI) telah mengambil inisiatif untuk memimpin transformasi pendidikan tinggi di ASEAN. Salah satu upayanya adalah melalui penyelenggaraan “Konferensi Pendidikan Tinggi ASEAN” (AHEC) 2023 di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, dari 24 hingga 26 Agustus 2023.
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, menyatakan dalam acara bahwa pendidikan Kewarganegaraan Global sebagai fokus utama dari program Kampus Merdeka, terutama dalam hal pertukaran mahasiswa. Menurut Menteri Nadiem, pengenalan program pertukaran mahasiswa tidak hanya membekali mahasiswa dengan nilai-nilai kewarganegaraan global tetapi juga memperkuat kolaborasi di antara negara-negara anggota ASEAN.
“Penyebaran dan pertukaran pengetahuan akan meningkatkan ekosistem riset, mendorong inovasi, dan memperkuat daya saing ASEAN,” ungkap Mendikbudristek secara virtual pada pembukaan AHEC 2023 di kampus Unpad di Bandung, Kamis (24/08/2023).
Mendikbudristek melanjutkan, bagi Indonesia, peran pendidikan tinggi sebagai katalisator pertumbuhan dimulai dengan memberikan mahasiswa kebebasan sebanyak mungkin untuk mengalami interaksi dan kolaborasi tanpa batas. “Melalui transformasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang, saya percaya Indonesia siap melompat ke masa depan dan memberikan kontribusi yang jauh lebih besar bagi kemajuan ASEAN dan dunia,” ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam, menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia mendorong pertukaran profesor dan mahasiswa lintas batas di ASEAN, riset bersama, dan kerja sama yang lebih erat di antara universitas-universitas untuk membangun masyarakat ASEAN yang damai, sejahtera, dan berpandangan ke masa depan. “Kami mewujudkan visi ASEAN, satu visi, satu identitas, dan satu komunitas. Kami sedang mempersiapkan generasi muda kami menjadi pemimpin regional di masa depan,” ujar Dirjen Nizam.
AHEC berfungsi sebagai platform kolaborasi di antara lembaga pendidikan tinggi ASEAN, bertindak sebagai katalisator untuk kemajuan regional. Rina Indiastuti, Rektor Unpad, menjelaskan bahwa AHEC 2023 adalah kontribusi pendidikan tinggi untuk kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN tahun 2023. “AHEC 2023 memiliki berbagai hasil penting, yang dihasilkan dari serangkaian acara yang telah diadakan sejak awal Juni 2023,” kata Rektor Rina saat pembukaan resmi AHEC 2023.
Dalam kegiatan awal AHEC 2023, Unpad, bersama dengan sepuluh Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) di Indonesia, menyelenggarakan 10 seri komunikasi melalui webinar. Selain itu, AHEC 2023 berhasil mengumpulkan asosiasi alumni dari berbagai universitas di Indonesia dan ASEAN. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menguatkan kembali komitmen alumni sebagai mitra strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di ASEAN.
Dalam konferensi utama AHEC 2023 yang sedang berlangsung, sekitar 400 peserta terlibat dalam format hibrid. “Dengan tingkat partisipasi yang signifikan, AHEC 2023 bisa dianggap sebagai konferensi pendidikan tinggi terbesar yang dicapai setelah pandemi, berkat teknologi digital dan kemitraan kuat di antara para pemangku kepentingan di ASEAN,” komentar Rektor Rina.
Arif Satria, Wakil Ketua MRPTNI, menyatakan bahwa AHEC 2023 bukan hanya sekadar konferensi gagasan; ini adalah bukti nyata semangat kolaborasi dan pengakuan terhadap pendidikan tinggi sebagai kekuatan dinamis yang mendorong perkembangan ekonomi, politik, dan sosial-budaya.
“Konferensi ini adalah perpaduan pemikiran, saat kami menyambut para pemimpin terhormat, profesor, dan mahasiswa dari universitas-universitas di seluruh negara anggota ASEAN, serta perwakilan dari ASEAN, pemerintah, dan mitra industri,” kata Arif.
Bagi MRPTNI, lanjut Arif, penyelenggaraan AHEC 2023 memiliki dua tujuan penting. Pertama, untuk merangsang wacana strategis dan kolaboratif mengenai peran pendidikan tinggi dalam mendorong pertumbuhan di wilayah tersebut. Kedua, untuk memberikan platform bagi universitas-universitas untuk kembali terhubung, bertukar pandangan, dan membentuk aliansi demi kemajuan ASEAN.
“Dengan kolaborasi, kita dapat membangun Lembaga Pendidikan Tinggi ASEAN yang berkualitas, kompetitif, dan memiliki identitas kuat berdasarkan nilai-nilai unik yang dianut oleh negara-negara anggota ASEAN,” kata Arif.
Pada hari pertama AHEC 2023, sesi panel yang berjudul “Teknologi Digital” menampilkan pembicara seperti Rektor Universitas Jarak Jauh Yangon, Chit Sein, dan Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, yang dimoderatori oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Ova Emilia.
Hari kedua AHEC 2023 terdiri dari dua sesi panel. Sesi panel kedua difokuskan pada “Penguatan Pentahelix untuk Meningkatkan Daya Kerja Universitas dan Pertumbuhan Industri,” dengan pembicara termasuk Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, Presiden Universitas Ekonomi Kota Ho Chi Minh, Vietnam, Su Dinh Thanh, dan Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk, Low Tuck Kwong, yang dimoderatori oleh Rektor Universitas Mataram, Bambang Hari Kusumo.
Sesi panel ketiga, yang berjudul “Peran Pendidikan Tinggi dalam Membangun Masyarakat Tangguh dan Mendorong Keberlanjutan Lingkungan,” menampilkan pembicara seperti Wakil Rektor Universitas Teknologi Malaysia, Ahmad Fauzi Ismail, Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, Wakil Rektor Universitas Pertanian Kerajaan, Kamboja, Huon Thavrak, dan Wakil CEO PT Mineral Industri Indonesia, Dany Amrul Ichdan, yang dimoderatori oleh Rektor Unpad, Rina Indiastuti.