Kemendikbudristek Terima 472 Koleksi Benda Bersejarah dari Pemerintah Belanda
Juli 14, 2023 2023-07-14 8:51Kemendikbudristek Terima 472 Koleksi Benda Bersejarah dari Pemerintah Belanda
(Belanda, Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mewakili pemerintah RI telah menerima 472 koleksi benda bersejarah dari pemerintah Belanda. Penyerahan koleksi ini dilakukan secara langsung oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, yang menerima koleksi tersebut dari Menteri Muda bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda, Gunay Uslu, di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, pada Minggu (10/07/2023).

Pemerintah Indonesia menyambut baik penyerahan koleksi benda bersejarah ini dan akan merawat koleksi tersebut dengan hati-hati. Hilmar Farid menjelaskan bahwa Kemendikbudristek akan melakukan konservasi dan pemanfaatan terbaik untuk benda-benda budaya ini. “Indonesia, dalam hal ini Kemendikbudristek akan melakukan konservasi dan pemanfaatan terbaik untuk benda-benda budaya ini,” jelas Hilmar Farid.
Koleksi benda bersejarah yang diserahkan terdiri dari empat kelompok. Pertama, Keris Puputan Klungkung dari Kerajaan Klungkung, Bali. Kedua, empat arca era Kerajaan Singasari. Ketiga, 132 benda seni koleksi Pita Maha Bali, termasuk lukisan, ukiran kayu, benda perak, dan tekstil dari para seniman terkenal yang tergabung dalam kelompok seni Pita Maha. Keempat, 335 harta karun jarahan Ekspedisi Lombok 1894.
Empat arca era Kerajaan Singasari yang populer pada abad ke-13 Masehi sebelumnya tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. Empat arca tersebut berasal dari Candi Singasari yang dibangun untuk menghormati kematian Raja Kertanegara, penguasa terakhir Kerajaan Singasari. Arca-arca tersebut adalah Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha.
Sementara itu, koleksi Pita Maha Bali terdiri dari karya seni seperti lukisan, ukiran kayu, benda perak, dan tekstil yang diciptakan oleh para seniman terkenal yang tergabung dalam kelompok seni Pita Maha. Kelompok seni ini didirikan pada tahun 1936 oleh Tjokorda Gde Agung Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad, Walter Spies, dan Rudolf Bonet.
Benda-benda sejarah lainnya berasal dari Puri Cakranegara, Lombok, dan sebelumnya disimpan di Tropenmuseum. Keris Puputan Klungkung juga merupakan koleksi Museum Volkenkunde, Leiden.
Hilmar menyatakan bahwa repatriasi benda-benda bersejarah ini bukan hanya sekadar memindahkan barang dari Belanda ke Indonesia, tetapi juga untuk mengungkap pengetahuan sejarah dan asal-usul benda-benda seni bersejarah yang sebelumnya belum diketahui oleh masyarakat. Ia menekankan bahwa kedua komite repatriasi dari Indonesia dan Belanda telah bekerja sama dalam serangkaian pertemuan dan diskusi untuk membahas makna benda-benda tersebut bagi kedua bangsa, baik di masa lalu maupun saat ini.
Hilmar menganggap bahwa kerja sama repatriasi benda bersejarah antara kedua negara ini berkembang dengan baik, dengan pengembangan program kerja sama museum dan penelitian yang melibatkan ahli dari kedua negara, serta program beasiswa untuk penelitian dalam bidang repatriasi benda kolonial. Ia menyatakan bahwa proyek repatriasi benda bersejarah ini merupakan momentum penting untuk kedua bangsa. “Proyek repatriasi benda bersejarah ini adalah momentum penting untuk menumbuhkan saling pemahaman dan kesetaraan di antara kedua bangsa,” ungkapnya.
Acara penyerahan koleksi benda bersejarah ini dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Ketua Tim Repatriasi Koleksi Asal Indonesia di Belanda, Sekretaris Tim Repatriasi, perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Belanda, wartawan internasional, serta ahli sejarah dan museum di Belanda. Pada kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan dokumen pengaturan teknis dan Pengakuan Pengalihan Hak dari Kerajaan Belanda ke Republik Indonesia.