News and Blog

Festival Tunas Bahasa Ibu Kalimantan Tengah, Bentuk Nyata Dukungan Revitalisasi Bahasa Daerah

Festival Tunas Bahasa Ibu Kalimantan Tengah
Berita

Festival Tunas Bahasa Ibu Kalimantan Tengah, Bentuk Nyata Dukungan Revitalisasi Bahasa Daerah

(Palangka Raya, Itjen Kemendikbudristek) – Menjalankan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-17 tentang revitalisasi bahasa daerah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melakukan berbagai kegiatan untuk melindungi bahasa daerah. Salah satunya terlihat dari pernyataan  Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Kemendikbudristek, Imam Budi Utomo dalam  Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (3/11).

Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah yang digelar di Palangkaraya, Kamis (13/03). (Foto: Kemendikbudristek).

“Inti dari kemanusiaan atau humanisme adalah budaya, inti dari budaya adalah bahasa, dan inti dari bahasa yang kita kuasai adalah bahasa ibu kita. Bagi Sebagian masyarakat Indonesia, termasuk Kalimantan Tengah, bahasa ibu kita adalah bahasa daerah kita,” ungkap Imam.

Berbagai strategi dilakukan Kemendikbudristek dalam upaya merevitalisasi Bahasa daerah, antara lain: 1) melibatkan setiap elemen pemangku kepentingan; 2) melaksanakan revitalisasi bahasa daerah yang terintergrasi dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat; mengoptimalkan pemanfaatan media digital; serta 3) memberi fleksibilitas bagi tiap daerah untuk mengimplementasikan program revitalisasi bahasa daerah sesuai karakteristik wilayahnya.

Salah satu upaya revitalisasi yang dilakukan satuan kerja (satker) di lingkungan Kemendikbudristek adalah Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah yang digelar oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah. Kepala Balai, Valentina Lovina Tanate, menyampaikan dukungannya dalam acara tersebut. “Melalui Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, Balai Bahasa melakukan tahapan implementasi model pelindungan bahasa daerah di Kalimantan Tengah bagi siswa SD dan SLTP di Kalimantan Tengah,” ujar Valentina.

Festival digelar untuk meningkatkan minat dan ketertarikan generasi muda terhadap bahasa daerahnya. Tahun 2022 ini, festival diselenggarakan dengan menggabungkan konsep lomba dan ekshibisi dengan harapan para peserta terfasilitasi dalam mengembangkan minat dan kemampuannya terhadap bahasa dan sastra daerah.

Sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota di Kalimantan Tengah terlibat dalam festival ini. Enam daerah tingkat II, yaitu Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Kabupaten Katingan telah melakukan pengimbasan bahasa Dayak Ngaju. Bahasa Melayu Dialek Kotawaringin telah diimbaskan ke tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Lamandau, dan Kabupaten Sukamara.

Sementara itu, Bahasa Maanyan telah diimbaskan ke tiga kabupaten, yaitu kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Selatan, dan Kabupaten Barito Utara. Bahasa Ot Danum termasuk juga sebagai bahasa yang direvitalisasi dan telah diimbaskan di Kabupaten Gunung Mas dan Murung Raya.

Peserta Festival Tunas Bahasa Ibu terdiri atas siswa SD dan SLTP serta guru pendamping menggunakan pakaian khas daerahnya masing-masing. Peserta mendongeng dalam bahasa Dayak Ngaju, bahasa Maanyan, bahasa Melayu Dialek Kitawaringin Timur dan Ot Danum. Selain itu, sastra lisan, yaitu karungut, seloka, dan tumet leut juga ditampilkan oleh peserta.

Pentingnya revitalisasi bahasa daerah ini dilakukan oleh seluruh pemangku kebijakan terutama agar para penutur muda dapat menjadi penutur aktif bahasa daerah, sehingga bahasa daerah dapat dilestarikan dan tidak hilang secara perlahan.

Selain dari menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah itu sendiri, revitalisasi juga bertujuan untuk menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya, serta menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah.