Dukung Percepatan Herd Immunity, Itjen kembali Gelar Vaksinasi Booster
Maret 16, 2022 2022-03-16 15:06Dukung Percepatan Herd Immunity, Itjen kembali Gelar Vaksinasi Booster
Jakarta, (Itjen Kemdikbudristek) – Percepatan herd immunity atau kekebalan kelompok dipercaya sebagai kunci Indonesia keluar dari pandemi Covid-19 dan menuju fase endemi serta pemulihan. Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) sebagai bagian dari pemerintah yang memiliki program percepatan pemulihan pandemi selalu berupaya berperan aktif untuk mendukung program tersebut. Salah satu upaya adalah pelaksanaan vaksin booster yang kembali dilaksanakan Itjen Kemdikbudristek bagi pegawai dan masyarakat umum. Vaksinasi dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan tertib dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di lobi dan halaman kantor Itjen Kemdikbudristek, Selasa (15/02)

Itjen Kemendikbudristek memberdayakan beberapa untuk mensukseskan kegiatan ini, diantaranya lobi gedung yang digunakan untuk proses screening, administrasi dan observasi, dan juga ruang klinik gigi digunakan untuk penyuntikan vaksin. Itjen juga menurunkan tim vaksinator dan panitia vaksin dari staf dan Klinik Pratama Itjen Kemdikbudristek sendiri.
Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksinasi ini diperuntukkan bagi yang sudah memiliki nomor tiket vaksin booster. Kemudian telah mendapatkan vaksinasi primer (dosis kesatu dan kedua) lebih dari enam bulan.
Dalam kesempatan ini, Itjen Kemendikbudristek bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Tanah Abang dan Suku dinas kesehatan Jakarta Pusat menggunakan vaksin Pfizer sebagai vaksin booster.
“Alhamdulillah Vaksinasi hari ini lancar, antusias pegawai, keluarga pegawai, serta masyarakat sekitar itjen sangat luar biasa pada target awal kita yaitu dengan 100 peserta, namun di pertengahan vaksinasi.tadi kita sempat kehabisan vaksin tapi kita berhasil restock lagi Alhamdulillah vaksinnya tersedia dan tidak terlalu lama peserta menunggu. Jadi diakhir kita mendapatkan 135 peserta vaksin,” ujar Novrina Wahidah Resti selaku dokter umum Klinik Pratama Itjen Kemdikbudristek.
Dokter yang juga bertindak sebagai vaksinator dalam kesempatan ini juga menekankan pentingnya vaksinasi booster ini, agar secepat mungkin kita bisa mencapai herd Immunity. Terkait dengan pemilihan jenis vaksin yang digunakan, Novrina menjelaskan bahwa apabila vaksin primer pertama dan keduanya adalah Sinovac maka untuk vaksin booster bisa menggunakan Pfizer setengah dosis. Apabila vaksin primer pertama dan keduanya adalah Pfizer, maka untuk vaksin booster menggunakan satu dosis Pfizer.
Untuk penanganan pasien dengan komorbid seperti pada vaksin – vaksin sebelumnya, lanjut Novrina, syaratnya dengan menunjukan surat keterangan tertulis yang didapat dari dokter Spesialis, serta tidak bergejala. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) juga menjadi pantauan tim panitia vaksin, dan penanganan yang dilakukan apabila pasien mengalami KIPI berat atau terjadi pada 10 menit pertama dalam masa observasi diberikan obat emergency di klinik.
“Apabila terjadi KIPI pada 10 menit pertama dalam masa observasi maka kami akan berikan obat emergency yang tersedia pada klinik sebagai mini ICU. Apabila KIPI beratnya terjadi di rumah, maka pasien wajib menghubungi dokter atau kontak panitia yang tertera, lalu akan kami koordinasikan kepada puskesmas dan suku dinas,” ujarnya
Antusias kegiatan vaksinasi booster ini disambut hangat oleh Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU), Harsono. Harsono mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya bersama dalam memberikan layanan yang optimal bagi keluarga besar Inspektorat Jenderal untuk menciptakan herd immunity.
“Sangat penting sekali, dimana diharapkan dengan booster ini tercipta lagi kekebalan yang lebih kuat lagi dibandingkan dengan ketika masyarakat hanya mendapatkan vaksin satu dan dua, mudah – mudahan dengan booster lagi, memacu kekebalan kita untuk siap menghadapi Covid.” Ujarnya
Harsono berharap semakin banyak warga Itjen Kemdikbudristek yang memiliki kekebalan tubuh yang optimal di dalam menghadapi virus Covid19 ini.