Dukung Inovasi Energi Terbarukan, Kemendikbudristek Gandeng KemESDK dan Swasta
Maret 6, 2022 2022-03-06 8:14Dukung Inovasi Energi Terbarukan, Kemendikbudristek Gandeng KemESDK dan Swasta
Jakarta, (Itjen Kemendikbudristek) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan The Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO) melalui GFA Consulting Group dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam program Renewable Energy Skills Development (RESD). Kolaborasi yang ditandai dengan penandatanganan naskah pengaturan pelaksanaan program ini diharapkan dapat melahirkan berbagai inovasi yang menjadi solusi alternatif bagi kebutuhan energi di masa yang akan datang.
“Kolaborasi dapat membuka ruang lebih besar untuk berkarya dan berdaya saing, tanpa adanya kerja sama, ide-ide inovasi akan memiliki sekat dan terbatas. Kerja sama melalui sinergi penyelenggaraan pendidikan tinggi, diharapkan dapat mendukung kekuatan ekonomi nasional,” tutur Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto ketika menyaksikan penandatanganan di Jakarta, Rabu (2/3).
Lebih lanjut, Dirjen Diksi menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah saat ini berfokus pada pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup (green economy) dan pembangunan yang mengembangkan sumber daya laut (blue economy). Dirjen Diksi menyatakan dukungan penuh untuk pertumbuhan inovasi yang dikonsentrasikan pada energi terbarukan melalui skema kolaborasi seperti ini.
“Dukungan terhadap rencana program Renewable Energy Skills Development (RESD) yang diinisiasi oleh pihak SECO merupakan salah satu wujud konkret, dan diharapkan animo calon peserta didik terhadap bidang ini akan terus bertambah,” ungkap Wikan.
Selain itu, Kemendikbudristek sebagai anggota komite pengarah program, berharap bahwa ikhtiar yang dilaksanakan bersama dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) ini akan memperkuat peran perguruan tinggi sebagai mitra pendidikan dan penelitian di bidang energi. Dirjen Diksi juga menjamin kesiapan untuk pemenuhan lulusan vokasi siap kerja di bidang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik hybrid surya diesel, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
“Pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang dimiliki pada jenjang diploma empat di program ini, merupakan pilihan tepat dalam melahirkan talenta terbaik yang mampu bekerja, berwirausaha, serta menciptakan kreativitas dan inovasi. Program studi jenjang diploma empat yang akan menghasilkan sarjana terapan, tidak hanya menghasilkan lulusan terampil dalam hal praktis namun juga memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) dan kemampuan nonteknis (soft skills) yang tinggi,” lanjutnya.
Pihak SECO mengalokasikan bantuan dana sebesar Rp5 miliar untuk pelaksanaan program yang dimulai tahun ini sampai dengan tahun 2025 untuk pengembangan pendidikan tinggi vokasi khususnya pada bidang bidang energi terbarukan solar, hidro, dan energi gabungan/hibrida (hybrid) di Indonesia. Beberapa politeknik penerima manfaat di lingkup Kemendikbudristek, yaitu Politeknik Negeri Bali (PNB), Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), dan Politeknik Negeri Manado (Polimdo), termasuk untuk Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas di bawah lingkup Kementerian ESDM. Program ini menargetkan 450 lulusan Diploma 4 dengan gelar Sarjana Terapan Teknik Energi Terbarukan, khususnya bidang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Tujuan utama dari program RESD adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan pengujuan operasional secara riil (commissioning), supervisi, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik secara hibrida (hybrid) yakni surya diesel, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Program ini dilakukan melalui 1) penciptaan program D4 konsentrasi energi terbarukan di lima politeknik negeri, 2) peluncuran program pelatihan energi terbarukan di lima lembaga pelatihan kerja, dan 3) penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan di Indonesia.