News and Blog

Utamakan Pembelajaran Berbasis Proyek, Kemdikbudristek Hadirkan Kurikulum Prototipe

4096-2731-max
Berita

Utamakan Pembelajaran Berbasis Proyek, Kemdikbudristek Hadirkan Kurikulum Prototipe

Bengkulu, (Itjen Kemdikbudristek) – Kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan seiring berjalannya waktu. Hal ini terjadi karena Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selaku regulator dan penyusun kurikulum berusaha memberikan kurikulum terbaik yang bisa mengembangkan potensi siswa dengan optimal. Mulai tahun 2022 hingga 2024, Kemdikbudristek memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Kurikulum darurat merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19. Adapun kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).

Salah satu karakteristik kurikulum prototipe adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter. (Foto: HumasItjen/Ikram)

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno, mengatakan saat ini kurikulum prototipe sudah diterapkan di 2.500 satuan pendidikan yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021. Namun mulai tahun 2022, satuan pendidikan lain juga diberikan opsi untuk dapat menerapkan kurikulum prototipe.

“Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan Kurikulum Prototipe, namun yang kami lakukan hanya pendaftaran dan pendataan. Sekolah-sekolah dapat menggunakan kurikulum prototipe secara sukarela tanpa seleksi. Baru nanti tahun 2024 Kemendikbudristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran,” ujar Supriyatno dalam kegiatan Sosialisasi Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu, Senin (17/1/2022).

Salah satu karakteristik kurikulum prototipe adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila, demikian lanjut Supriyatno.  “Dalam kurikulum prototipe, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah,” ujarnya.

Supriyatno menambahkan, pembelajaran berbasis proyek dianggap penting memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning). Mereka mengalami sendiri bagaimana bertoleransi, bekerja sama, saling menjaga, dan lain-lain, juga mengintegrasikan kompetensi esensial dari berbagai disiplin ilmu.

Penerapan kurikulum prototipe untuk  pemulihan pembelajaran mendapat dukungan  positif dari anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati. Dalam kesempatan yang sama, Dewi menuturkan, peserta didik maupun pendidik harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan mengejar ketertinggalan dalam pembelajaran.

Dewi berharap, kurikulum prototipe berdampak siswa akan menjadi lebih ahli, karena dari kecil sudah fokus pada mata pelajaran yang ia pilih. “Keleluasaan yang diberikan kepada pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum prototipe dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga mewujudkan pembelajaran yang fokus pada kebutuhan masing-masing daerah serta memperhatikan kearifan lokal,” harapnya.