Sinergisitas Pengawasan Budaya Itjen Kemendikbudristek di Cirebon
Desember 17, 2021 2021-12-17 4:16Sinergisitas Pengawasan Budaya Itjen Kemendikbudristek di Cirebon
Cirebon, (Itjen Kemdikbudristek) – Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang di wakili oleh Inspektorat II menjalin sinergisitas bangun pengawasan budaya dengan Kesultanan Kacirebonan yang masuk dalam Cagar Budaya Indonesia, di Cirebon, Selasa, (14/12).
Dalam kunjungannya ke kota Cirebon, Auditor Utama Inspektorat II Fauziah, S.E., M.M. QIA., berserta rombongan bertemu Pangeran Abdulgani Natadiningrat Dekarangga IX untuk membahas sinergisitas dalam bidang Kebudayaan di Cirebon. Pangeran Abdulgani yang merupakan Pangeran di Kesultanan Kacirebonan menjelaskan sejarah singkat keraton Kacirebonan yang merupakan keraton terakhir yang di bangun secara bertahap. Pada tahun 1808, Raja Kanoman hanya mendirikan bangunan induk, Paseban, dan Langgar. Pada tahun 1875, Pangeran Dendawijaya yang bergelar Raja Madenda membangun Gedong Ijo, sedangkan Pringgowati dibangun pada masa pangeran Partaningrat Madenda III yang memimpin keraton ini pada tahun 1915-1931. Keraton Kacirebonan didirikan pada tahun 1808 oleh Pangeran Anom di atas tanah seluas 46.500 m2. Pembangunan Keraton Kacirebonan dilatarbelakangi oleh penggantian Sultan Anom IV (Sultan Anom Muhamad Khaerudin) yang wafat tahun 1802, yang secara adat mestinya digantikan oleh anak laki-laki atau anak tertua. Akan tetapi, karena Sultan Anom IV memiliki anak laki-laki kembar, maka pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels memutuskan bahwa keduanya mendapat gelar Sultan. Pangeran Raja Kanoman, salah seorang anak kembar itu, ditetapkan sebagai Sultan Kacirebonan sampai akhir hayatnya.
Pangeran Abdulgani Natadiningrat mengatakan “Kami Rakyat Cirebon dengan gigih ikut berjuang melawan Belanda yang pada saat itu gencar dalam melakukan penjajahan di tanah Jawa khususnya Cirebon,” tegasnya.
Auditor Utama Fauziah mengampaikan rasa terima kasihnya kepada Pangeran Raja Abdulgani yang telah menyempatkan diri untuk bertemu dengan tim dari Inspektorat Jenderal dalam membangun pengawasan di bidang Budaya, seperti Kesultanan Kacirebonan yang memang memiliki nilai Sejarah yang Panjang dan merupakan salah satu Kesultanan di Indonesia yang masuk dalam Cagar Budaya Indonesia. Fauziah mengatakan “Penting bagi kami dan generasi muda lainnya untuk mengenal sejarah, jangan sampai kami harus ke Negeri Belanda hanya untuk mengenal Sejarah Kesultanan Kacirebonan nantinya,” ungkapnya.
Di akhir perjumpanan, Pangerang Abdulgani Natadiningrat IX menunjukan beberapa benda-benda peninggalan masa lalu di Kesultanan Kacirebonan. (NHP)
Inspektorat II Itjen Kemdikbudristek mengunjungi Kesultanan Kacirebonan dalam rangka menjalin sinergisitas pengawasan bidang kebudayaan, Selasa (14/12). (Foto: Nehru Hindira)